Perdagangan pada zaman Arab kuno pra-Islam sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu, terutama pada masa jazirah arab menjadi pusat perdagangan. Pada abad ke-6 Masehi, kota Makkah dan Madinah merupakan pusat perdagangan di wilayah Arab. Pedagang-pedagang Arab melakukan perdagangan dengan kawasan-kawasan lainnya seperti Yaman, Mesir, Syria, dan Persia.

Sesudah terjadinya peristiwa hijrah pada 622 Masehi, perdagangan di wilayah Arab semakin berkembang. Nabi Muhammad SAW mengambil peran penting dalam memperkuat perdagangan di wilayah Arab dan membuat perdagangan semakin lancar dengan menekankan pentingnya akhlak dan prinsip-prinsip moral dalam perdagangan. Ia juga membuka peluang bagi pedagang dari berbagai negara untuk melakukan perdagangan di wilayah Arab, sehingga perdagangan semakin berkembang pesat.

Setelah berdirinya kekhalifahan Islam, perdagangan semakin berkembang pesat karena sistem perdagangan yang efisien dan adanya jaringan perdagangan yang luas. Kekhalifahan Abbasiyah membangun jaringan perdagangan yang sangat luas, dengan wilayah perdagangan mencakup daratan Asia hingga kawasan Eropa. Penggunaan uang kertas atau dinar dan dirham juga menjadi salah satu ciri khas perdagangan Islam, sehingga mempermudah transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang.

Dalam sejarah perdagangan di dunia, perdagangan zaman Arab kuno pra-Islam dan sesudah Islam memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan perdagangan di wilayah Arab dan di seluruh dunia. Berkat sistem perdagangan yang efektif, wilayah Arab menjadi pusat perdagangan yang sangat penting pada masa itu dan menjadi kunci dalam perkembangan perdagangan global.