Jawaban:

1. Constan Return to Scale (CRS) adalah suatu kondisi di mana perubahan skala produksi tidak mengubah rasio input-output. Jika meningkatkan skala produksi sebesar n%, maka output juga akan meningkat sebesar n%. Increasing Return to Scale (IRS) adalah suatu kondisi di mana perubahan skala produksi mengubah rasio input-output dengan output yang lebih tinggi daripada perubahan skala produksi. Decreasing Return to Scale (DRS) adalah suatu kondisi di mana perubahan skala produksi mengubah rasio input-output dengan output yang lebih rendah daripada perubahan skala produksi.

Contoh tabel: (ada difile)
contoh grafik : (ada difile)

2. Marginal Product (MP) adalah tambahan output yang dihasilkan dengan menambahkan satu unit input. Average Product (AP) adalah rata-rata output yang dihasilkan dengan menambahkan satu unit input. Total Product (TP) adalah jumlah output yang dihasilkan dengan menambahkan satu unit input.

3.
-Produksi secara mekanik (umum) adalah proses produksi yang menggunakan mesin-mesin atau peralatan mekanis untuk menghasilkan barang atau jasa. Produksi secara mekanik cenderung lebih efisien dibandingkan dengan produksi secara manual, karena mesin dapat bekerja dengan lebih cepat dan tidak mudah lelah.

-Produksi secara ekonomis adalah proses produksi yang mempertimbangkan faktor ekonomi seperti biaya produksi, harga jual, dan laba yang diharapkan. Produksi secara ekonomis mencoba untuk meminimalkan biaya produksi dan meningkatkan laba dengan cara menggunakan teknik produksi yang efisien.

-Produksi secara extratif adalah proses produksi yang mengandalkan sumber daya alam sebagai bahan baku untuk menghasilkan barang atau jasa. Contohnya adalah pertambangan, perkebunan, dan perikanan. Produksi secara extratif cenderung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena proses ekstraksi sumber daya alam tersebut.

4. Pendekatan cardinal adalah pendekatan yang menggunakan skala angka untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap suatu barang. Skala angka tersebut bisa berupa

skala numerik, seperti skala 1-10, atau bisa juga menggunakan skala kuantitatif, seperti uang. Dengan pendekatan ini, kepuasan konsumen dapat diukur dengan lebih akurat dan terperinci, sehingga lebih mudah untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.

Pendekatan ordinal adalah pendekatan yang menggunakan skala urut untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap suatu barang. Skala urut tersebut bisa berupa skala "sangat tidak puas" sampai "sangat puas", atau bisa juga menggunakan skala "tidak puas" sampai "puas". Dengan pendekatan ini, kepuasan konsumen masih dapat diukur, namun tidak seakurat dan terperinci seperti pendekatan cardinal.

Pendekatan atribut adalah pendekatan yang mengukur kepuasan konsumen terhadap suatu barang berdasarkan atribut atau karakteristik dari barang tersebut. Contoh atribut yang bisa diukur adalah kualitas, harga, kemudahan penggunaan, dll. Dengan pendekatan ini, kepuasan konsumen dapat diukur dengan lebih spesifik terhadap atribut tertentu dari suatu produk. Sebagai contoh, jika konsumen mengeluarkan nilai 10 pada skala angka untuk mengukur kepuasan terhadap kemampuan mesin cuci terhadap bahan-bahan yang sulit dibersihkan, maka kepuasan tersebut merupakan nilai absolut yang dapat dibandingkan dengan kepuasan konsumen terhadap atribut lain dari produk yang sama atau produk lain.