Pecahan uang logam yang umum digunakan di Indonesia terdiri dari pecahan Rp. 100, Rp. 200, dan Rp. 1000. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Efisiensi produksi: Membuat uang koin membutuhkan biaya produksi yang lebih besar dibandingkan dengan uang kertas. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan biaya produksi, pemerintah memilih untuk memproduksi uang koin hanya pada pecahan tertentu yang paling banyak digunakan.
2. Penggunaan sehari-hari: Pecahan uang koin umumnya digunakan untuk transaksi kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti membayar ongkos parkir, membeli jajanan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pecahan uang koin yang umumnya digunakan adalah pecahan yang nilainya kecil, yaitu Rp. 100, Rp. 200, dan Rp. 1000.
3. Pengaruh inflasi: Pada waktu tertentu, nilai uang kertas mungkin mengalami inflasi, yang menyebabkan nilai uang kertas menjadi rendah. Hal ini dapat diatasi dengan mengeluarkan uang koin dengan nilai yang sama seperti uang kertas, tetapi nilainya lebih tinggi.

Meskipun demikian, pemerintah dapat memutuskan untuk mengeluarkan pecahan uang logam baru dengan nilai yang lebih tinggi jika dianggap perlu. Namun, keputusan tersebut harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya produksi, kebutuhan pasar, dan pengaruh inflasi.

Pembahasan

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Pelajari Lebih Lanjut

• Materi tentang uang dapat disimak pada link yomemimo.com/tugas/4983012

#BelajarBersamaBrainly

#SPJ1