Terdapat tiga teori dasar berkaitan dengan hubungan antara negara penerima modal dengan penanam modal, yaitu teori Modernization Theory, teori Dependency Theory, dan teori World Systems Theory.

Modernization Theory

Teori ini menganggap bahwa negara penerima modal dapat mencapai kemajuan dan kesejahteraan dengan menerapkan prinsip-prinsip modernisasi seperti industrialisasi, urbanisasi, dan kemajuan teknologi. Menurut teori ini, penanam modal dapat berperan sebagai agen perubahan dalam membawa modernisasi ke negara penerima modal.

Dependency Theory

Teori ini menganggap bahwa negara penerima modal bergantung pada penanam modal untuk modal, teknologi, dan sumber daya manusia. Namun, karena adanya ketidakadilan dalam sistem ekonomi global, negara penerima modal cenderung tertinggal dan tergantung pada negara penanam modal. Teori ini menekankan pentingnya perubahan sistem ekonomi global yang adil dan merata.

World Systems Theory

Teori ini menganggap bahwa negara penerima modal dan penanam modal berada dalam sistem ekonomi global yang sama, yang dibagi menjadi negara inti, negara semi-periferi, dan negara pinggiran. Negara inti memiliki kekuatan ekonomi yang kuat dan berperan sebagai penentu arah perkembangan sistem ekonomi global. Negara penerima modal cenderung berada di negara pinggiran dan menjadi objek eksploitasi dari negara inti.

Berdasarkan pandangan saya, teori yang paling tepat diterapkan di negara Indonesia adalah Dependency Theory. Indonesia merupakan negara penerima modal yang bergantung pada penanam modal untuk modal, teknologi, dan sumber daya manusia. Namun, masih terdapat ketidakadilan dalam sistem ekonomi global yang membuat Indonesia sulit untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan. Oleh karena itu, perubahan sistem ekonomi global yang adil dan merata sangat penting untuk memperbaiki hubungan antara negara penerima modal dan penanam modal.