Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab bank di Indonesia masih banyak yang memiliki hubungan dengan sistem riba, diantaranya:

1. Belum memahami atau tidak taat pada prinsip-prinsip ekonomi islam: Beberapa bank di Indonesia mungkin belum memahami atau tidak taat pada prinsip-prinsip ekonomi islam, sehingga masih mempergunakan sistem riba dalam kegiatan bisnisnya.
3. Belum terbiasa dengan sistem non-riba: Bank-bank di Indonesia mungkin belum terbiasa dengan sistem non-riba, sehingga masih lebih nyaman menggunakan sistem riba yang telah lama diterapkan.
5. Kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap prinsip-prinsip ekonomi islam: Beberapa bank mungkin kurang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap prinsip-prinsip ekonomi islam, sehingga masih mempergunakan sistem riba dalam kegiatan bisnisnya.
7. Ketidaktahuan tentang alternatif sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi islam: Bank-bank di Indonesia mungkin belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang alternatif sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi islam, sehingga masih mempergunakan sistem riba.

Contoh penerapan sistem riba di bank di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bank menawarkan produk deposito dengan bunga yang lebih tinggi kepada nasabahnya.
2. Bank memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada nasabah yang meminjam uang.
3. Bank memberikan kartu kredit dengan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada nasabah yang menggunakan kartu tersebut.