Presiden Jokowi memutuskan untuk melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni

Berikut ini adalah pertanyaan dari unknown pada mata pelajaran Ekonomi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Presiden Jokowi memutuskan untuk melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. Kebijakan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu :1.Pemerintah ingin meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dalam negeri.
2.Meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru.
3.Meningkatkan penerimaan devisa.
4.Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Indonesia.
Coba jelaskan 4 pertimbangan diatas?, apa maksudnya?, bagaimana dampak negative yang akan muncul akibat kebijakan tersebut?.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

1. Berikut adalah penjelasan maksud dari keempat pertimbangan yang disebutkan dalam kebijakan larangan ekspor bijih bauksit Presiden Jokowi.

1. Pemerintah ingin meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dalam negeri

Dengan melarang ekspor bijih bauksit, pemerintah berharap dapat meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia dengan cara mengolah bijih bauksit tersebut di dalam negeri, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih bernilai tambah tinggi.

2. Meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru

Melarang ekspor bijih bauksit juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki cadangan bijih bauksit yang cukup besar, juga dengan cara mengolah bijih bauksit menjadi produk pastinya akan menyerap tenaga kerja juga.

3. Meningkatkan penerimaan devisa

Dengan mengolah bijih bauksit di dalam negeri, pemerintah berharap dapat meningkatkan penerimaan devisa bagi Indonesia, karena produk yang dihasilkan dari bijih bauksit tersebut diharapkan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

4. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Indonesia

Kebijakan larangan ekspor bijih bauksit juga diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki cadangan bijih bauksit yang cukup besar. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terfokus pada wilayah-wilayah yang memiliki sumber daya alam yang lain, tetapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah yang memiliki cadangan bijih bauksit.

2. Meskipun kebijakan larangan ekspor bijih bauksit dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang positif, terdapat juga beberapa dampak negatif yang dapat muncul akibat kebijakan tersebut, di antaranya:

1. Memunculkan kemungkinan menurunnya penerimaan devisa bagi Indonesia

Walaupun kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa bagi Indonesia, namun ada kemungkinan bahwa penerimaan devisa justru akan menurun pada awalnya, karena Indonesia tidak lagi memperoleh pendapatan dari ekspor bijih bauksit.

2. Menurunnya volume ekspor

Kebijakan ini juga dapat menyebabkan penurunan volume ekspor Indonesia, karena bijih bauksit merupakan salah satu produk ekspor yang cukup penting bagi Indonesia.

3. Mengurangi peluang investasi di sektor tambang

Kebijakan ini juga dapat mengurangi peluang investasi di sektor tambang, karena investor mungkin kurang tertarik untuk berinvestasi di sektor tambang jika tidak diizinkan untuk mengekspor bijih bauksit.

4. Menurunnya daya saing Indonesia

Kebijakan ini juga dapat menurunkan daya saing Indonesia di pasar internasional, karena Indonesia tidak lagi dapat menawarkan bijih bauksit sebagai produk ekspor.

5. Meningkatnya biaya produksi

Melarang ekspor bijih bauksit juga dapat meningkatkan biaya produksi, karena Indonesia harus membangun pabrik pengolahan bijih bauksit di dalam negeri yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

 \boxed {\blue {\star \:Answered \: By: \: \bold {sulkifli2018} \star} }

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sulkifli2018 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 31 Mar 23