Penjelasan:

Brain drain dan brain waste adalah dua masalah yang berbeda yang sering dihadapi oleh Indonesia. Brain drain adalah kepergian para profesional terampil dari suatu negara ke negara lain, sedangkan brain waste adalah kegagalan suatu negara dalam mengelola sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi secara efektif.

Untuk menyelesaikan masalah brain drain, Indonesia dapat melakukan beberapa hal berikut:

Menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik: Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas infrastruktur, menciptakan kesempatan kerja yang lebih baik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Meningkatkan kualitas pendidikan: Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui investasi yang lebih besar dalam sektor pendidikan, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas tinggi bagi semua warga negara.

Menciptakan program-program yang menarik bagi profesional terampil: Indonesia dapat menciptakan program-program yang menarik bagi profesional terampil, seperti program magang atau kerja sama dengan perusahaan-perusahaan internasional, untuk mengurangi keinginan para profesional terampil untuk pindah ke negara lain.

Untuk menyelesaikan masalah brain waste, Indonesia dapat melakukan beberapa hal berikut:

Menciptakan sistem pendidikan yang lebih inclusif: Hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan sistem pendidikan yang lebih inclusif, sehingga semua warga negara dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas tinggi, tidak terlepas dari latar belakang sosial dan ekonomi mereka.

Meningkatkan akses terhadap pelatihan dan sertifikasi: Indonesia dapat meningkatkan akses terhadap pelatihan dan sertifikasi yang berkualitas tinggi bagi para profesional terampil, sehingga mereka dapat terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka.

Memperkuat sistem pengelolaan sumber daya manusia: Indonesia dapat memperkuat sistem pengelolaan sumber daya manusia dengan membangun sistem yang lebih efektif untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi.