(a) Untuk merk A, kita dapat menggunakan rumus simpangan baku:

s = sqrt((Σ(x - μ)^2) / (n - 1))

dengan x adalah setiap nilai berat netto, μ adalah rata-rata berat netto, dan n adalah jumlah sampel.

Maka rata-rata berat netto untuk merk A adalah:

μ = (5,1 + 5,0 + 5,2 + 4,9 + 4,8) / 5 = 5,0

Selanjutnya, kita dapat menghitung simpangan baku dengan mengganti nilai x, μ, dan n ke dalam rumus di atas:

s = sqrt(((5,1 - 5,0)^2 + (5,0 - 5,0)^2 + (5,2 - 5,0)^2 + (4,9 - 5,0)^2 + (4,8 - 5,0)^2) / 4) = 0,17

Jadi simpangan baku berat netto cat merk A adalah 0,17 kg.

(b) Untuk merk B, kita dapat menggunakan rumus yang sama:

μ = (4,8 + 5,0 + 5,4 + 4,6 + 5,2) / 5 = 5,0

s = sqrt(((4,8 - 5,0)^2 + (5,0 - 5,0)^2 + (5,4 - 5,0)^2 + (4,6 - 5,0)^2 + (5,2 - 5,0)^2) / 4) = 0,28

Jadi simpangan baku berat netto cat merk B adalah 0,28 kg.

(c) Koefisien variasi untuk merk A dapat dihitung dengan rumus:

CV = (s / μ) x 100%

Maka, untuk merk A:

CV = (0,17 / 5,0) x 100% = 3,4%

(d) Untuk merk B:

CV = (0,28 / 5,0) x 100% = 5,6%

(e) Koefisien variasi yang lebih kecil menunjukkan bahwa data lebih homogen atau kurang bervariasi. Dalam hal ini, koefisien variasi untuk merk A lebih kecil dari merk B, sehingga dapat dikatakan bahwa berat netto cat merk A lebih homogen dibandingkan dengan merk B.

(f) Jika kita ingin membeli cat yang beratnya sesuai dengan labelnya, maka kita harus memilih merk A karena simpangan bakunya lebih kecil, yang menunjukkan bahwa berat netto cat merk A lebih dekat dengan berat netto yang tertera pada labelnya.

Semoga membantu :)