Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, pemerintah dapat menetapkan berbagai kebijakan ekonomi, di antaranya:

Kebijakan moneter: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan moneter melalui bank sentral untuk mengendalikan pasokan uang dan suku bunga. Dengan mengatur jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat mempengaruhi nilai tukar.

Kebijakan fiskal: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dengan mengubah pengeluaran dan pendapatan negara, misalnya dengan menaikkan pajak atau menurunkan belanja pemerintah. Kebijakan fiskal juga dapat digunakan untuk mengatur neraca perdagangan negara.

Kebijakan perdagangan: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan perdagangan untuk mempengaruhi nilai tukar dengan cara mengatur tarif impor dan ekspor. Kebijakan ini dapat membantu mengurangi defisit perdagangan dan menjaga nilai tukar.

Intervensi pasar valuta asing: Pemerintah dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan membeli atau menjual mata uang tertentu untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Kebijakan regulasi: Pemerintah dapat menerapkan kebijakan regulasi untuk mengatur aktivitas perbankan, investasi, dan keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi nilai tukar.

Dalam mengambil kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, pemerintah perlu mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi dan politik dalam negeri dan luar negeri, serta keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nilai tukar.