Starbucks melakukan kontrol manajemen melalui berbagai cara, yang meliputi:

1. Tujuan dan Strategi: Tujuan dan strategi perusahaan Starbucks menentukan pedoman untuk enam strategi bisnis utama, yaitu menyajikan produk berkualitas tinggi, mengutamakan pelayanan berkualitas tinggi, operasi yang efisien, inovasi dan teknologi, kepemimpinan dalam kompetisi, dan pengelolaan reputasi. Mereka menggunakan tipe analisis SWOT, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, untuk mengevaluasi kondisi pasar, kinerja, dan strategi.

2. Penilaian Kinerja: Kontrol manajemen di Starbucks juga terfokus pada penilaian kinerja. Mereka menggunakan berbagai ukuran untuk menilai kinerja, termasuk kualitas produk dan pelayanan, operasi yang efisien, inovasi dan teknologi, kemampuan pemasaran, dan pengelolaan resiko. Sebuah sistem penilaian yang mengintegrasikan aspek bisnis yang berbeda telah digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

3. Analisis Risiko: Starbucks juga menggunakan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi risiko bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis risiko ini mencakup pemantauan kesinambungan operasi, kerangka regulasi, dan risiko lumpur. Analisis risiko juga memiliki kebijakan risiko dan manajemen pemerintahan untuk memastikan bahwa segala sesuatu berjalan dengan lancar.

4. Keputusan Kepemimpinan: Selain itu, Starbucks juga menyertakan keputusan kepemimpinan dalam proses kontrol manajemen. Keputusan ini dapat berupa keputusan bisnis, keputusan strategis, dan keputusan operasional. Keputusan ini dibuat untuk menentukan arah perusahaan, dan untuk mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan.