pada tahun 2014 di negara a harga barang yg tersedia

Berikut ini adalah pertanyaan dari richard8063 pada mata pelajaran Ekonomi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

pada tahun 2014 di negara a harga barang yg tersedia 150yunit dengan harga 450.000/yunit pada tahun 2015 terjadi inflasi yg di sebapkan naiknya permintaan dsri konsumen. maka barang yg tersedia 200/yunit dengan harga 480.000/yunit A. Gambarlah kufra permintaan dari contoh di atas B. Hitunglah laju inflasi​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Pengukuran IHK

Berdasarkan Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP), IHK bergabung ke dalam tujuh kelompok kontes, yaitu:

1. Bahan Makanan.

2. Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau.

3. Perumahan.

4. Sandang.

5. Kesehatan.

6. Pendidikan dan Olahraga.

7. Transportasi dan Komunikasi.

Pengelompokan data tersebut didapatkan melalui Survei Biaya Hidup (SBH)

Disagregasi Inflasi

Di samping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga menemukan inflasi berdasarkan pengelompokan lainnya yang mengakibatkan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi dilakukan untuk meningkatkan indikator inflasi yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor yang bersifat fundamental.

Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten ( komponen persisten ) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:

Interaksi permintaan-penawaran.

Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang.

Ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

2. Inflasi non-Inti, yaitu faktor-faktor inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari:

Inflasi Komponen Bergejolak ( Volatile Food ): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh kejutan ( kejutan ) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik perkembangan harga pangan internasional.

Inflasi Komponen harga Yang diatur Oleh Pemerintah ( Administered Harga ): Inflasi Yang dominan dipengaruhi Oleh guncangan (Kejutan) Berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, Tarif Listrik, Tarif angkutan, dll.

Inflasi Determinan

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi penawaran ( cost push inflation ), dari sisi permintaan ( demand pull inflation ), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara mitra dagang, peningkatan harga komoditas yang diatur pemerintah (A dministered Price ), dan terjadi guncangan pasokan negatif akibat bencana alam dan terganggunya distribusi .

Faktor penyebab demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total ( permintaan agregat ) lebih besar dari kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut dapat bersifat adaptif atau forward looking .

Hal ini dari perilaku perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (natal, dan tahun baru) dan menjelang pagi minimum provinsi (UMP). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari kondisi supply-demand tersebut. Demikian juga pada saat harga UMP, pedagang meningkatkan barang-barang meski kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan.

Pentingnya Harga Kestabilan

Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang akhirnya akan memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengaruhnya bergantung pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian ( ketidakpastian ) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa Inflasi Yang TIDAK stabil akan menyulitkan Keputusan 'masyarakat hearts melakukan Konsumsi, Investasi, Dan Produksi, Yang PADA akhirnya akan Menurunkan pertumbuhan Ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat inflasi domestik tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah.

Keempat, pentingnya kestabilan harga

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dealovaruby798 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 07 Feb 22