kesimpulan pendekatan ordinal- kurva indeferwnsi​

Berikut ini adalah pertanyaan dari krisyilamaharani pada mata pelajaran Ekonomi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Kesimpulan pendekatan ordinal- kurva indeferwnsi​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Secara historis, pendekatan kardinal muncul lebih awal di dalam menerangkan perilaku konsumen. Namun pendekatan ini memiliki kelemahan, yaitu bahwa faktanya kepuasan itu tidak dapat diukur dengan angka mutlak. Nah, untuk menghindari kelemahan tersebut, dikembangkanlah pendekatan yang lebih modern dan lebih sahih, yakni Pendekatan Ordinal.

Pendekatan ordinal sebenarnya dikembangkan oleh banyak ahli ekonomi. Beberapa di antaranya yaitu John R. Hicks, R. G. Allen, Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth. Pendekatan ini menyatakan bahwa kepuasan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan sifatnya bertingkat/berjenjang, dan hanya bisa dibandingkan.

Untuk lebih memahami mengenai pendekatan ordinal ini, kita harus terlebih dahulu mengetahui asumsi-asumsi yang melandasi pendekatan ini. Berikut ini adalah asumsi-asumsi dalam pendekatan ordinal.

Rationality. Setiap konsumen diasumsikan bertindak rasional, yaitu berusaha mengejar kepuasan maksimum meski dihadapkan dengan keterbatasan anggaran.

Utility is Ordinal. Berdasarkan asumsi ini, kepuasan itu tidak dapat diukur, namun hanya bisa dibandingkan (sifatnya bertingkat).

Transitivity and Consistency of Choice. Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat pilihan antara berbagai kombinasi barang. Artinya, jika konsumen lebih menyukai barang A dibanding barang B, dan ia pun lebih menyukai barang B dibanding barang C, maka ia pasti lebih menyukai barang A dibanding barang C. Dengan kata lain, jika A > B, dan B > C, maka A > C.

Non Satiation. Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang lebih banyak daripada yang sedikit. Konsumen juga diasumsikan selalu ingin terus berkonsumsi. Inilah yang sering disebut sebagai “asumsi ketiadaan kepuasan” atau “konsumsi tanpa kejemuan” (assumption of satiation).

Indifference Curve

Di dalam menjelaskan perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, sebagian besar ahli ekonomi mengandalkan interpretasi grafis untuk memperjelas ide atau gagasan yang hendak diungkapkan. Salah satu kurva yang digunakan yaitu Kurva Indiferen (Indifference Curve).

Indifference Curve (IC) adalah kurva yang menggambarkan kombinasi konsumsi dua macam barang/jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Setiap titik dalam kurva ini melambangkan tingkat kepuasan yang tidak berbeda (indifference), meski kombinasi konsumsi barang/jasanya berbeda-beda.

Indifference Curve digunakan pertama kali oleh seorang ekonom dari Irlandia bernama Francis Ysidro Edgeworth (1845 – 1926). Hingga saat ini, indifference curve bahkan telah menjadi alat analisis penting dalam studi mikroekonomi mengenai perilaku konsumen. Selain itu, di masa sekarang indifference curve juga banyak dipakai para ahli ekonomi dalam kajian mengenai ekonomi kesejahteraan (welfare economics).

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lepao12 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 05 Dec 21