Buatlah karangan atau cerita yang bertema meningkatkan kualitas produk lokal

Berikut ini adalah pertanyaan dari putraaribayu1 pada mata pelajaran Ekonomi untuk jenjang Sekolah Dasar

Buatlah karangan atau cerita yang bertema meningkatkan kualitas produk lokal atau budaya lokal Dalam persaingan dunia global​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Sebagai bangsa, kita memiliki kosa-budaya yang begitu melimpah ruah. Apapun bentuk dan wujudnya, budaya bangsa tersebut merupakan dan menjadi modal dan identitas, benteng, serta sekaligus sebagai “paspor utama,” terlebih lagi, dalam tata pergaulan dan tegur-sapa global. Menjadi modal dan identitas karena dengan dan melalui budaya kita dikenal oleh dan memperkenalkan diri kepada bangsa-bangsa lain. Budaya merupakan modal dan identitas kita dalam berelasi dan berinteraksi dengan “yang lain,” yang bukan kita, liyan, the others. Pengakuan bangsa-bangsa lain atas tingginya nilai-nilai budaya yang kita miliki, misalnya saja, merupakan “paspor,” yang melegitimasi bahwa secara kultural kita sah bergaul dan berposisi setara dengan mereka. Sementara itu, proses berelasi dan berinteraksi dengan “yang lain” itu juga meniscayakan masuknya beragam nilai secara tak terhindarkan, yang dalam sejumlah hal acapkali bertentangan dengan nilai-nilai yang sudah lama terinternalisasi dan diyakini. Dalam konteks inilah, nilai-nilai yang inheren dalam kosa-budaya bangsa berfungsi sebagai benteng. Akan tetapi, yang menjadi persoalan mengapa kecenderungan materialistik dan hedonik makin hari makin mengedepan di tengah kehidupan masyarakat, dan bersamaan dengannya: nilai-nilai dan karakter kebangsaan kita juga terasa kian pudar (untuk tidak mengatakan dalam proses “mulai dilupakan”), padahal kita memiliki modal dan identitas, paspor, serta benteng budaya yang kokoh. Adakah yang salah dalam mengelola sistem dan mekanisme kebudayaan dalam konteks kebangsaan kita, dan sederet pertanyaan kultural lain.

Dalam konstelasi seperti dikemukakan di atas, posisi pendidikan bahasa dan seni sebagai “proses pembudayaan” pun layak dipertanyakan: sudahkah ia menunaikan imperatif ideologis, edukatif, dan kultural sebagai fungsi-fungsi utama dalam praksisnya. Terdapat paling tidak empat alasan yang dapat dikemukakan dalam kaitan ini. Pertama, dalam keseluruhan dan keutuhannya, kebudayaan merupakan lahan dan habitat utama bagi persemaian benih-benih karakter, tempat identitas dan kepribadian tumbuh dan berkembang. Kedua, kebudayaan memerlukan upaya pemeliharaan, pengembangan, dan pemberdayaan melalui, antara lain, pendidikan, utamanya dalam mencerahkan pentingnya norma/nilai, perilaku, dan benda-benda budaya kepada masyarakat. Ketiga, nilai-nilai luhur budaya bangsa akan menjadi sesuatu yang asing bagi masyarakat apabila praksis pendidikan bahasa dan seni dilepaskan dari bingkai dan orien¬tasi budaya. Keempat, fungsi kebudayaan sebagai sumber nilai bisa saja lama-kelamaan akan hilang apabila tidak didukung oleh masyarakat yang sadar dan terdidik. Butir-butir ini menunjukkan adanya hubungan resiprokal dan dialektis antara pendidikan bahasa dan seni di satu sisi, dan kebudayaan pada sisi yang lain: sebuah relasi yang penting bagi upaya penggalian dan pengembangan kearifan lokal dalam konteks nation and character building di era global

Penjelasan:

jadikan jawaban terbaik

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh zainsiantar2021 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 15 Jan 23