Jawaban:

1. Saat beraktivitas berat, frekuensi kita bernafas meningkat. Sebab, saat itu, kita memerlukan pasokan oksigen yang lebih banyak dalam rangka menghasilkan energi. Ingat, manusia memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP melalui proses respirasi aerob. Saat itu, detak jantung meningkat sehingga semakin banyak darah yang terpompa. Ini berarti semakin banyak oksigen dalam darah yang dapat dipasok ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, peningkatan frekuensi nafas dibutuhkan untuk membuang karbondioksida yang merupakan limbah metabolsime. Ini terjadi supaya tidak terjadi penumpukan karbondioksida yang akan berakibat negatif pada tubuh.
2. TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini akan membentuk tuberkul, yakni kumpulan sel-sel bakteri tersebut yang tumbuh dan berkembang baik di dalam sel-sel alveoli. Tuberkul dapat mengurangi efisiensi difusi oksigen dan karbondioksida di paru-paru. Selain itu, TBC dapat menyebabkan komplikasi berupa efusi pleura di mana keseimbangan produksi dan absorbsi pleura terganggu. Ketika terjadi TBC, terjadi peradangan di paru-paru. Peradangan ini dapat meningkatkan cairan pluera di dalam paru-paru. Selain itu, bakteri M. tuberculosis juga dapat menyebar melalui caiean pleura ini sehingga semakin banyak jaringan yang terinfeksi. Penumpukan cairan pleura ini dapat menggangu efisiensi difusi oksigen dan karbondioksida. Cairan yang menumpuk di antara membran ganda paru-paru memengaruhi kemampuan organ ini dalan mengembang dan memasok oksigen.
3. Penyakit, seperti yang sudah dijawab nomor di nomor 2. Aktivitas, semakin berat suatu aktivitas, semakin banyak oksigen yang diperlukan sehingga oksigen dalam tubuh akan berkurang dari biasanya jika tidak diisi. Tempat, seperti dataran tinggi memiliki tekanan udara yang lebih rendah dapat mengurangi kepadatan oksigen di udara sehingga volume paru-paru meningkat untuk mengatasi kekurangan ini (tekanan ≈ 1/volume).
4. Ketika berada di dataran tinggi, tekanan udara lebih rendah yang berarti kepadatan oksigen di udara berkurang sehingga volume paru-paru meningkat untuk mengatasi kekurangan ini (tekanan ≈ 1/volume).
5. Aktivitas seperti jawaban nomor 1. Stres yang terjadi dapat mengaktifkan respon fight or flight pada saraf simpatik. Pengaktifan ini dapat memicu pelepasan hormon norepinefrin yang dapat meningkatkan detak jantung dan frekuensi pernafasan.