a) Penanggulangan sayuran berdasarkan bagian tanaman yang dimakan:

Daun: Beberapa sayuran seperti bayam, sawi, dan selada memiliki daun yang dimakan. Penanggulangan untuk bagian daun dapat meliputi pemilihan varietas yang tahan terhadap penyakit, penggunaan metode pengendalian hama seperti penggunaan insektisida nabati atau pengenalan musuh alami hama, serta pemantauan rutin terhadap keberadaan hama dan penyakit pada daun.

Buah: Sayuran seperti tomat, terong, dan paprika memiliki buah yang dimakan. Penanggulangan pada bagian buah dapat mencakup perlindungan dari serangga pengganggu menggunakan jaring pengaman atau penutup buah, pemantauan penyakit yang dapat menyerang buah, dan penggunaan teknik budidaya yang tepat seperti pemupukan dan irigasi yang cukup.

Umbi: Umbi seperti wortel, kentang, dan bawang memiliki bagian umbi yang dimakan. Penanggulangan pada bagian umbi dapat melibatkan pemantauan terhadap serangan hama seperti belalang atau kutu daun yang dapat merusak umbi, serta perlindungan terhadap penyakit yang dapat menyebabkan pembusukan umbi.

b) Penanggulangan sayuran berdasarkan pigmen yang dikandung:

Karotenoid: Sayuran seperti wortel, labu, dan cabai memiliki pigmen karotenoid yang memberikan warna oranye hingga merah. Penanggulangan pada pigmen karotenoid dapat meliputi pemantauan terhadap serangan hama atau penyakit yang dapat mengurangi kandungan karotenoid, serta penggunaan teknik budidaya yang mendukung produksi pigmen karotenoid yang optimal seperti pemberian pupuk yang sesuai.

Klorofil: Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan selada mengandung pigmen klorofil. Penanggulangan pada pigmen klorofil dapat mencakup pemantauan terhadap keberadaan hama seperti ulat yang dapat merusak daun hijau, serta pemeliharaan yang baik terhadap kondisi tumbuh seperti penyiraman dan pemupukan yang tepat untuk memastikan produksi klorofil yang cukup.

Antosianin: Sayuran seperti bunga kol, ubi ungu, dan anggur memiliki pigmen antosianin yang memberikan warna ungu atau merah muda. Penanggulangan pada pigmen antosianin dapat melibatkan perlindungan terhadap serangan hama atau penyakit yang dapat merusak kualitas warna, serta pengelolaan lingkungan seperti pemilihan varietas yang memiliki kandungan antosianin yang tinggi.