Berikut ini adalah pertanyaan dari nisavivoy12s pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Orang dengan HIV yang tidak menerima pengobatan antiretroviral dan memiliki jumlah sel CD4 yang rendah, terutama orang dengan penyakit HIV stadium lanjut, lebih berisiko mengalami infeksi-infeksi oportunistik dan komplikasi-komplikasi terkait AIDS. Namun, terdapat bukti-bukti yang terus berkembang dan bertentangan tentang apakah orang dengan HIV lebih berisiko terkena infeksi SARS-CoV-2 dan/atau komplikasi-komplikasi klinis COVID-19 dibandingkan populasi umum.
Orang dengan HIV dapat mengalami prevalensi lebih tinggi faktor-faktor risiko untuk infeksi dan komplikasi COVID-19 yang telah diketahui, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, penyakit paru-paru kronis, obesitas serta penyakit penyerta dan ko-infeksi lain seperti tuberkulosis.
Beberapa rangkaian laporan kasus dan studi kohort kecil pada orang dengan HIV yang dirawat inap dengan COVID-19 menunjukkan hasil klinis yang sebanding dan risiko infeksi SARS-CoV-2 yang mirip dengan populasi umum, terutama pada orang dengan HIV dengan infeksi yang terkendali dengan baik (menerima obat antiretroviral, memiliki jumlah sel CD4 > 200 sel/mm3, dan mengalami supresi beban virus). Data klinis terbatas ini mengindikasikan risiko kematian pada orang dengan HIV terkait dengan faktor-faktor COVID-19 yang diketahui seperti usia lanjut dan keberadaan penyakit-penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit saluran pernapasan kronis, dan obesitas [1-3].
Beberapa kajian sistematis dan non-sistematis telah dilakukan untuk mengevaluasi gangguan-gangguan akibat COVID-19 pada orang dengan HIV; sebagian besar kajian ini menemukan angka kematian dan kesakitan yang sebanding dengan pasien-pasien negatif HIV [4-8]. Metode dalam kajian-kajian tidak selalu mencakup penilaian gangguan yang mengontrol faktor-faktor risiko COVID-19 yang diketahui [4]. Data pada pasien dengan penyakit HIV stadium lanjut (jumlah sel CD4 yang rendah) juga terbatas. Sebuah kajian sistematis, yang diterbitkan sebagai publikasi pra-cetak, menemukan bahwa dari 144.795 pasien COVID-19 rawat inap di Amerika Utara, Eropa, dan Asia, prevalensi keseluruhan HIV-nya adalah 1,22% [95% CI: 0,61%–2,43%)], dua kali lipat dibandingkan prevalensi keseluruhan HIV di tingkat lokal pada populasi umum, yaitu 0,65% (95% CI: 0,48%–0,89%) – yang mengindikasikan kemungkinan kerentanan pada orang dengan HIV [9].
Data lain dari topik ini yang bersumber dari beberapa studi kohort di Afrika Selatan, AS, dan Inggris [10-12] melaporkan peningkatan sedang risiko kematian terkait langsung dengan infeksi HIV setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, etnisitas, dan keberadaan penyakit penyerta; sebuah meta-analisis yang belum diterbitkan yang mencakup studi-studi ini menemukan bahwa risiko kematian pasien positif HIV hampir dua kali lipat dibandingkan pasien negatif HIV; namun, pengaruh penyakit penyerta pada peningkatan risiko COVID-19 berat tidak dapat disingkirkan [13].
Melindungi orang dengan HIV dalam pandemi COVID-19 dan memastikan orang dengan HIV dapat melanjutkan pengobatan sangatlah penting. Para peneliti sedang menginvestigasi apakah orang dengan HIV lebih berisiko mengalami gangguan lebih besar akibat COVID-19.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh GilbertSitohang dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 07 Dec 22