Bagaimana cara membuat tempe sebagai salah satu produk bioteknologi konvensional

Berikut ini adalah pertanyaan dari ariesa9766 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Bagaimana cara membuat tempe sebagai salah satu produk bioteknologi konvensional

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Untuk membuat tempe sebagai salah satu produk bioteknologi konvensional, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

  1. Bahan Baku: Siapkan kedelai yang sudah dicuci bersih dan direndam dalam air selama 6-12 jam.
  2. Pembuatan Raghi Tempe: Buat ragi tempe dari kapang Rhizopus oligosporus dengan cara membiakkan kapang tersebut di dalam beras atau dedak yang sudah direbus selama 15 menit hingga lembut. Setelah itu, dinginkan dan tambahkan kapang Rhizopus oligosporus yang sudah diambil dari tempe yang sudah jadi.
  3. Pencampuran Bahan: Tiriskan air rendaman kedelai dan haluskan kedelai menggunakan blender. Campurkan kedelai yang sudah halus dengan ragi tempe yang sudah dibuat sebelumnya.
  4. Penjemuran: Masukkan campuran kedelai dan ragi tempe ke dalam anyaman daun pisang atau plastik yang telah dilubangi kecil-kecil. Bentuk bulat-bulat atau persegi panjang dan rapatkan. Jemur dalam tempat yang bersih dan terkena sinar matahari langsung selama 24-48 jam hingga tempe matang.
  5. Penyimpanan: Setelah tempe matang, simpan dalam kulkas untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya.

Dalam proses pembuatan tempe, kapang Rhizopus oligosporus berperan sebagai agen pengubah yang akan merombak struktur protein dan karbohidrat dalam kedelai, sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang khas pada tempe. Teknologi produksi tempe ini sudah ada sejak lama dan masih menjadi salah satu produk bioteknologi konvensional yang populer dan banyak dikonsumsi di Indonesia dan beberapa negara Asia.

Penjelasan:

Tempe adalah salah satu produk bioteknologi konvensional yang dikenal di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Proses pembuatan tempe menggunakan kapang Rhizopus oligosporus sebagai agen pengubah yang akan merombak struktur protein dan karbohidrat dalam kedelai, sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang khas pada tempe. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pembuatan tempe:

  1. Bahan baku: Bahan baku utama dalam pembuatan tempe adalah kedelai yang telah direndam dalam air selama 6-12 jam. Perendaman bertujuan untuk mempermudah proses penghancuran kedelai dan mempercepat proses fermentasi oleh ragi tempe.
  2. Pembuatan ragi tempe: Raghi tempe dibuat dari kapang Rhizopus oligosporus yang dibiakkan di dalam beras atau dedak yang telah direbus dan didinginkan. Kapang yang telah tumbuh kemudian diambil dan dicampurkan dengan beras atau dedak yang masih kosong untuk dijadikan ragi tempe.
  3. Pencampuran bahan: Setelah kedelai dihaluskan menggunakan blender, campurkan kedelai yang sudah halus dengan ragi tempe yang sudah dibuat sebelumnya. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam anyaman daun pisang atau plastik yang telah dilubangi kecil-kecil.
  4. Penjemuran: Setelah dimasukkan ke dalam anyaman, campuran kedelai dan ragi tempe dijemur dalam tempat yang bersih dan terkena sinar matahari langsung selama 24-48 jam. Proses penjemuran ini bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi dan menjadikan tempe matang.
  5. Penyimpanan: Setelah tempe matang, simpan dalam kulkas untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya.

Dalam proses pembuatan tempe, kapang Rhizopus oligosporus berperan sebagai agen pengubah yang akan merombak struktur protein dan karbohidrat dalam kedelai, sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang khas pada tempe. Teknologi produksi tempe ini sudah ada sejak lama dan masih menjadi salah satu produk bioteknologi konvensional yang populer dan banyak dikonsumsi di Indonesia dan beberapa negara Asia.

Dalam rangka meningkatkan kualitas produksi tempe, beberapa inovasi dan penelitian terbaru dilakukan, seperti penggunaan starter kultur yang lebih baik, peningkatan kebersihan dalam proses produksi, dan penggunaan teknologi untuk mempercepat proses produksi. Dengan demikian, produksi tempe dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang mengonsumsinya.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh vincentAnakPenabur dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 28 Jun 23