Berikut ini adalah pertanyaan dari yumira4747 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Hal yang harus diperhatikan Dalam merumuskan Masalah
Permasalahan Dalam Penelitian. Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. 2. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya.
1. Mengumpulkan data tanpa mendefinisikan dengan baik rencana atau tujuan, membuat beberapa arti/makna dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Seringkali mahasiswa atau peneliti pemula melakukan pengumpulan data terlebih dahulu begitu dia mendapat ide/gagasan penelitian yang hendak dilakukannya, tanpa membuat kerangka acuan atau rencana dan tujuan penelitian. Akhirnya yang terjadi adalah data yang sudah dikumpulkan dipaksakan untuk bisa digunakan, sehingga terjadi kesalahan fatal. Data tidak match dengan masalah faktual yang diteliti berdampak kepada salahnya simpulan yang diambil.
#2. Mengambil "data sudah jadi" atau data yang sudah ada dan mencoba untuk menyesuaikan data tersebut dengan pertanyaan penelitian.
Hal ini biasanya terjadi pada penelitian pendidikan, terutama pada penelitian mahasiswa/dosen yang dilakukan di sekolah atau universitas. Contoh kasus, misalnya seorang dosen yang hendak meneliti tentang prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari IPK-nya. Dosen/peneliti langsung saja mengambil data dari bidang akademik yang mengurusi masalah nilai akademik yang sudah tersedia. Dia tidak berusaha menyusun instrumen atau alat ukur sendiri untuk mengumpulkan data prestasi belajar subjek penelitiannya. Nah, disinilah kemudian pemaknaan atau pendefinisian prestasi belajar sesuai dengan tujuan penelitiannya tidak tercapai, malah simpulannya menjadi absurd.
#3. Mendefinisikan tujuan secara umum seperti istilah yang ambigu (interpretasi ganda) dan menyebabkan kesimpulan penelitian akan menjadi kabur dan sewenang-wenang (sak karep-karepe, Jawa).
Sebelum memulai penelitian, peneliti dituntut untuk menjelaskan secara detail mengenai variabel penelitiannya (biasanya didefinisikan secara operasional). Definisi operasional inilah yang menjadi acuan penelitian dan mempertegas standing opinion peneliti mengenai problematika penelitian yang dilakukannya.
4. Melaksanakan penelitian tanpa melakukan peninjauan literatur atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada.
Menjadi peneliti tidaklah sama dengan penulis cerpen atau novel (karya fiksi). Dibutuhkan minat baca dan kemampuan analisa terhadap hasil bacaan dengan cermat dan teliti. Selain itu, referensi atau literatur serta hasil-hasil penelitian sebelumnya sangat dibutuhkan dan menduduki posisi/fungsi yang sangat vital pada sebuah penelitian. Kenapa? Karena sejatinya tidak ada yang baru di bawah matahari, "Nothing News Under The Sun". Dengan kalimat yang lebih sederhana, agar sanad (jalur) keilmuannya jelas, tidak terjadi duplikasi/plagiasi terhadap hasil penelitian.
#5. Penelitian dasar, unik untuk situasi tertentu, memungkinkan tidak ada generalisasi di luar situasi itu dan tidak membuat kontribusi terhadap tubuh umum penelitian pendidikan.
Penelitian dasar atau fundamental research, dibutuhkan dalam penelitian pendidikan terutama di Indonesia yang memiliki khasanah budaya dan kearifan lokal yang sangat beragam diberbagai daerah. Penelitian jenis ini tidak sama dengan penelitian terapan, maksudnya bahwa penelitian fundamental sifatnya adalah membangun teori-teori baru berdasarkan realitas sosial yang ada, bukan membuktikan teori dan membuat generalisasi. Biasanya penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif.
6. Kegagalan mendasar dalam menyusun teori atau kerangka konseptual, yang akan menuntunnya melakukan penelitian dalam skema yang sistematis dan komparatif, memberikan umpan balik dan evaluasi bagi teori pendidikan.
Gagalnya peneliti dalam menyusun teori dan kerangka konseptual disebabkan karena terlalu banyak referensi yang digunakan (dbaca), namun tidak mampu menentukan sikap secara ilmiah akan menggunakan paradigma atau cara pandang yang bagaimana dalam mengungkap problematika penelitiannya. Bisa juga disebabkan karena jumlah literature yang digunakan sangat terbatas pada tema/topik yang dikaji.
7. Kegagalan membuat asumsi-asumsi yang eksplisit dan jelas, yang mendasari penelitian sehingga keseluruhan ide/gagasan, teori dan konsep tidak dapat dievaluasi.
Asumsi atau anggapan dasar haruslah jelas dan dapat dijabarkan secara konkrit. Misalkan dalam sebuah penelitian dengan judul "Perbedaan prestasi belajar Aljabar Abstrak mahasiswa prodi pendidikan matematika ditinjau dari asal sekolah". Peneliti mengasumsikan bahwa pembelajaran konsep-konsep dasar aljabar yang diterima oleh mahassiswa sewaktu masih duduk di bangku SMA/MA berbeda, karena pelayanan dan kompetensi guru yang berbeda serta fasilitas yang ada juga berbeda. Sehingga cukup logis ketika simpulan penelitiannya mengatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar Aljabar Abstrak yang signifikan antara mahasiswa yang berasal dari sekolah negeri dan sekolah swasta.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh adimalik2 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 26 Jul 22