Jawaban:

Ada dua skenario. Pertama, pausnya mati di pesisir lalu tersapu ombak hingga terdampar di pantai—atau dia memang nyasar lalu terdampar di pantai. Kedua, paus mati di tengah lautan, entah karena sebab alami atau predator. Keduanya berlangsung agak berbeda.

Ketika paus mati dengan terdampar di pantai, hewan-hewan karnivora oportunis akan berkumpul untuk makan dari situ, biasanya beruang. Kemudian, mereka harus mewaspadai kejadian yang disebut exploding whale, atau paus meledak.

Paus dapat meledak karena gas-gas yang dihasilkan dari penguraian organ dalam mereka. Gas-gas ini makin bertumpuk di dalam dan akhirnya meledak.

Sebelum meledak, mereka akan menggembung sampai lebih besar dari ukuran aslinya, seperti paus biru di bawah ini.

Jika paus mati di tengah laut, maka bangkainya sudah jelas akan mengundang banyak karnivora untuk berpesta. Biasanya yang datang ke perhelatan tak direncanakan ini adalah hiu. Bahkan, berbagai hiu yang biasanya "tidak rukun" bersama-sama menikmati makan gratis dari bangkai paus. Yang biasanya sering terlihat adalah hiu putih, hiu macan, hiu biru, hiu banteng, dan hiu martil.

Setelah daging dan lemaknya berkurang, paus juga akan meledak, seperti kejadian di pantai, namun ledakannya lebih kecil karena diredam oleh air di sekitarnya. Bangkai paus kemudian tenggelam ke kedalaman lautan.

Bahkan sampai tahap ini, bangkai paus masih merupakan sumber makanan berharga. Faktanya, bangkai paus atau whale fall adalah satu dari tiga sumber makanan utama di laut dalam. Dua lainnya adalah marine snow atau sisa bahan organik yang jatuh dari permukaan, dan hydrothermal vent atau saluran air dan gas panas dari dasar laut.

Penjelasan:

maaf ya kalo salah