BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) adalah lembaga pemerintah yang bertugas untuk mengawasi dan mengatur obat, makanan, dan kosmetik yang beredar di Indonesia. Untuk mendeteksi zat kimia beracun pada skin care dan bahan makanan, BPOM melakukan pengujian atau uji coba dengan metode berikut:

Uji Kandungan: BPOM melakukan uji kandungan terhadap bahan makanan atau kosmetik yang diuji. BPOM mengecek kandungan bahan kimia dan memastikan tidak ada bahan kimia berbahaya yang terlalu tinggi dalam produk tersebut.

Uji Toksisitas: BPOM melakukan uji toksisitas pada bahan makanan atau kosmetik untuk mengetahui apakah produk tersebut aman untuk dikonsumsi atau digunakan. BPOM akan melakukan uji toksisitas pada hewan percobaan atau dengan metode in vitro (di laboratorium) untuk memastikan produk tersebut tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi manusia.

Uji Mikrobiologi: BPOM melakukan uji mikrobiologi pada bahan makanan atau kosmetik untuk memastikan produk tersebut tidak mengandung bakteri atau mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.

Kelebihan dari pengujian oleh BPOM adalah sebagai berikut:

Memastikan keamanan produk: Pengujian oleh BPOM dapat memastikan bahwa bahan makanan atau kosmetik yang beredar aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau mikroba berbahaya.

Memberikan jaminan kepada konsumen: Produk yang telah lulus uji BPOM memberikan jaminan bahwa produk tersebut aman dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Namun, ada juga kekurangan dari pengujian BPOM, yaitu:

Biaya: Pengujian oleh BPOM membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal ini dapat membuat biaya produksi produk menjadi lebih mahal.

Waktu: Pengujian oleh BPOM memakan waktu yang cukup lama, sehingga dapat menghambat proses produksi.

Tidak menjamin 100% keamanan: Pengujian oleh BPOM tidak menjamin 100% keamanan produk, karena masih ada kemungkinan terdapat bahan kimia berbahaya yang belum terdeteksi. Oleh karena itu, penting untuk selalu memilih produk dari produsen yang terpercaya dan telah teruji kualitasnya.