Jawaban:

HIV/ AIDS jelas berbeda dengan COVID-19. Selain berbeda virus penyebabnya, cara penularannya, gejala, keparahan, penanganan, dan potensi kesembuhan kedua penyakit ini pun bisa berbeda. Berikut kami jabarkan penjelasan singkatnya:

Virus HIV menyerang dan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga menyebabkan penderita menjadi lebih mudah sakit. Penyakit ini menular melalui kontak antar cairan tubuh, yakni darah, cairan anus, cairan vagina, cairan penis, juga ASI. Secara klinis, penderita HIV bisa menunjukkan gejala yang beragam, yakni:

-Demam, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorokan, batuk, pilek di fase akut, bengkak kelenjar getah bening

-Tidak bergejala di fase jendela

-Demam, ruam kulit, diare kronis, infeksi jamur berulang, berat badan turun drastis, dan kegagalan multiorgan di fase lanjut (AIDS)

Virus Corona baru menginfeksi tubuh utamanya lewat saluran pernapasan, meski bisa juga menimbulkan gangguan pada sistem organ lainnya. Penyakit ini menular utamanya lewat droplet (percikan lendir saluran napas) yang terhirup atau tertelan ke orang lain saat penderita bersin, batuk, berbicara, atau meludah sembarangan. Penularan bisa juga terjadi secara tidak langsung, misalnya saat Anda berjabat tangan, bertukar barang pribadi, atau memegang fasilitas umum yang terkontaminasi penderita. Secara klinis, gejala COVID-19 pun bisa beragam, yakni:

-Tidak bergejala sama sekali

-Gejala ringan, seperti batuk, demam, pilek, bersin, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan sendi

-Gejala berat, sesak napas, menggigil, lemas, diare, muntah-muntah, dan sebagainya

Meski sama-sama disebabkan oleh virus, terlalu banyak perbedaan yang bisa dijabarkan terkait kedua kondisi ini.