1.Data dan artikel mengenai deforestasi atau kebakaran hutan di Indonesia selama 10 tahun terakhir:

Menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia kehilangan sekitar 24 juta hektar hutan selama periode 2001-2020. Kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan deforestasi di Indonesia. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2010-2019, terdapat 328.724 kasus kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia.

2.Informasi mengenai data dan penyebab kejadian tersebut:

Penyebab utama deforestasi dan kebakaran hutan di Indonesia adalah perambahan hutan untuk perkebunan, terutama kelapa sawit, pulp, dan kertas. Aktivitas illegal logging, penambangan batubara, dan konversi hutan menjadi lahan pertanian juga turut berkontribusi pada kerusakan hutan.Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga dipicu oleh perubahan iklim, terutama fenomena El Nino dan La Nina yang mengakibatkan kondisi cuaca kering dan panas yang memicu kebakaran.

3.Analisis ancaman dari kejadian tersebut bagi keanekaragaman hayati di Indonesia:

Deforestasi dan kebakaran hutan memiliki dampak yang sangat besar bagi keanekaragaman hayati di Indonesia. Hutan tropis Indonesia adalah salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, namun deforestasi dan kebakaran hutan mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies fauna dan flora di dalamnya. Banyak spesies endemik Indonesia, seperti orangutan, harimau, dan badak, terancam punah akibat hilangnya habitat alaminya.Selain itu, deforestasi dan kebakaran hutan juga memicu kerusakan ekosistem dan mengurangi kemampuan hutan dalam menyerap karbon. Hal ini berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim yang lebih cepat.

4.Solusi untuk mencegah punahnya hewan dan tumbuhan akibat kejadian tersebut:

Beberapa solusi untuk mencegah deforestasi dan kebakaran hutan di Indonesia antara lain:

Menerapkan kebijakan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap aktivitas illegal logging dan konversi hutan.Mendorong perkebunan kelapa sawit dan pulp untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan dan memperhatikan hak-hak masyarakat adat.Memperkuat sistem pemantauan hutan dan lahan secara nasional dan internasional, termasuk melalui penggunaan teknologi satelit.Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi hutan dan upaya-upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kampanye edukasi dan partisipasi aktif dalam upaya-upaya perlindungan lingkungan.