Berikut ini adalah pertanyaan dari minarsitumorang012 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Tahun ini ada fenomena angkasa, CATAT!!!!!
1. Okultasi Uranus oleh Bulan
Okultasi Uranus oleh Bulan akan terjadi pada Sabtu (25/6/2022). Peristiwa ini mirip gerhana yang melibatkan Bulan dan planet Uranus jika dilihat dari Bumi. Dalam okultasi yang terjadi, Uranus akan menghilang di balik cakram Bulan sejak pukul 03:00 WIB untuk kemudian muncul lagi dalam beberapa jam kemudian. Keduanya akan nampak dalam satu garis lurus. Adapun peristiwa ini hanya bisa disaksikan kamera yang terpasang pada lensa dengan fokus panjang, misalnya kamera DSLR. Terkait pengabadiannya, fenomena okultasi Uranus oleh Bulan bisa diabadikan dengan teknik astrofotografi.
2. Pada 24—29 April, Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan bertemu
Pada 10 hari menjelang hari terakhir Ramadan 1443 Hijriah, kamu dapat menyaksikan fenomena pertemuan Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan. Konjungsi kuintet ini dapat disaksikan di arah Timur pada pukul 04.00 subuh waktu setempat (kecuali tanggal 29 yang baru terlihat 75 menit sebelum Matahari terbit).
Saat itu, Pussainsa LAPAN mencatat Bulan memasuki Sabit Akhir dengan iluminasi 3,7—45,3 persen. Magnitudo Jupiter berkisar antara -2,11—2,09, Venus di -4,16—4,12, Mars di +0,44—+0,88, dan Saturnus antara +0,80—+0,81.
3. Hujan meteor Perseid memuncak pada 13—14 Agustus
Pada 13—14 Agustus mendatang, hujan meteor Perseid berada di puncaknya. Saat itu, hujan meteor ini turun dengan intensitas 100 meteor/jam dan berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle.
Di beberapa bagian Indonesia, intensitas hujan meteor Perseid bisa berbeda tergantung dari ketinggian maksimum titik radiannya. Menurut Pussainsa LAPAN, intensitas hujan meteor Perseid terbagi menjadi:
Sabang (37,8°): 61 meteor/jam
Pulau Rote (20,9°): 36 meteor/jam
Hujan meteor Perseid dapat disaksikan pada pukul 11 malam (Sabang) dan 1 malam (Pulau Rote) hingga 25 menit sebelum Matahari terbit. Meski sedikit terhalang cahaya Bulan, hujan meteor Perseid tetap dapat disaksikan kasat mata. Pastikan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas halangan.
4. Pada 8 November, gerhana Bulan total kembali Pada 8 November mendatang, Bulan, Bumi dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Hasilnya, terjadilah gerhana Bulan total. Gerhana ini adalah gerhana ke-20 dari 72 gerhana di Seri Saros 136. Diprakirakan Pussainsa LAPAN, inilah catatan waktu dan wilayah untuk mengamati tahapan gerhana Bulan total:
Awal Penumbra (03.02 siang waktu setempat): Tidak bisa diamati di Indonesia
Awal Sebagian (04.09 sore waktu setempat): Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Tanimbar
Awal Total (05.16 sore waktu setempat): Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kapuas Hulu
Puncak Gerhana (06.00 petang waktu setempat): Seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu
Akhir Total (06.41 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia
Akhir Sebagian (07.49 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia
Akhir Penumbra (08.56 malam waktu setempat): Seluruh Indonesia
Saat gerhana Bulan total, pasang air laut lebih tinggi. Lagi-lagi, jangan lewatkan fenomena ini karena gerhana Bulan total baru kembali pada September 2025, Maret 2025, Desember 2028, Desember 2029, April 2032, dan Oktober 2032.
5. Hujan meteor Geminid dijadwalkan mencapai puncaknya pada 14—15 Desember
Fenomena langit terakhir di daftar ini yang tak boleh terlewatkan adalah puncak hujan meteor Geminid pada 14—15 Desember mendatang. Berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon, hujan meteor Geminid dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit.
Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote. Bergantung variasi ketinggian maksimum titik radian, intensitas puncak hujan meteor Geminid terbagi menjadi:
Sabang (63°): 107 meteor/jam
Pulau Rote (46°): 86 meteor/jam
Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang. Pastikan saja langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.
Semoga membantu!
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh KirbyandMetaKnight dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 24 Sep 22