Jawaban:

Transfusi sel darah putih, atau yang lebih dikenal dengan transfusi granulosit, adalah tindakan mentransfusikan (memasukkan) jenis sel darah putih ke dalam sirkulasi seseorang. Jenis transfusi ini sangat jarang dilakukan dan hanya dilakukan dalam kondisi khusus. Salah satu kondisi yang kadang-kadang (tidak selalu) memerlukan transfusi sel darah putih adalah pasien yang mengalami penyakit infeksi berat yang sudah dicoba diobati dengan antibiotik tetapi tidak berespon, alias pengobatan dengan antibiotik tidak memberikan hasil yang diharapkan. Selain itu, pasien yang menjalani kemoterapi atau radioterapi yang mengalami infeksi berat juga kadang-kadang dapat dianjurkan untuk dilakukan transfusi sel darah putih (tetapi tidak selalu).

Melakukan transfusi sel darah putih sebaiknya atas anjuran dan pengawasan dokter yang ahli dibidang tersebut, misalnya dokter konsultan hematologi dan onkologi medik. Hal ini dikarenakan transfusi jenis ini sangat jarang dilakukan dan memerlukan pengawasan yang lebih khusus karena proses transfusi yang lebih rumit dan potensi adanya reaksi selama atau beberapa saat setelah transfusi. Risiko yang dapat terjadi umumnya sama dengan jenis transfusi lainnya (misalnya transfusi sel darah merah pada orang yang kekurangan darah/anemia), misalnya reaksi alergi (mulai dari yang reaksi alergi ringan hingga alergi berat). Namun, kondisi ini tentu sudah coba diantisipasi dan dipersiapkan dan sudah dicoba diusahakan ditekan kemungkinannya dengan mencocokkan jenis produk darah yang akan ditransfusi dan melalui berbagai usaha selama transfusi (pemberian obat sebelum transfusi). Jika memang dibutuhkan, sebaiknya anda melakukan diskusi dengan dokter yang menangani pasien. Dengarkan anjuran dokter dan cobalah berdiskusi tentang kekhawatiran dan kebingungan yang anda masih rasakan.