Jawaban:

Imam Ibnu Jalir at-Tabari (838-923 M) adalah seorang ulama Muslim yang terkenal sebagai seorang ahli tafsir Al-Quran. Ia menulis sebuah tafsir Al-Quran yang dikenal dengan nama "Jami' al-Bayan fi Tafsir al-Quran" yang menjadi salah satu tafsir klasik terpenting dalam sejarah Islam. Cara tradisional yang digunakan oleh Imam Tabari dalam menafsirkan Al-Quran meliputi beberapa aspek, antara lain:

1. Meneliti asbabun nuzul, yaitu sebab-sebab turunnya ayat Al-Quran. Imam Tabari meneliti konteks sejarah dan sosial saat ayat-ayat tersebut diturunkan untuk memahami maksud dan tujuan Allah SWT dalam menurunkan ayat tersebut.

2. Menggunakan metode tafsir bi-al-ma'thur, yaitu menafsirkan Al-Quran dengan menggunakan dalil-dalil yang sahih dari sumber-sumber hadis dan riwayat para sahabat dan tabi'in. Imam Tabari menggunakan prinsip-prinsip ini untuk memastikan bahwa tafsirnya sesuai dengan pemahaman para sahabat dan generasi awal Islam yang lebih memahami konteks dan bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Quran.

3. Meneliti makna kata dalam bahasa Arab, termasuk arti kata dalam konteks Al-Quran dan kosa kata yang digunakan dalam bahasa Arab. Imam Tabari menggunakan pengetahuan bahasa Arab yang luas untuk memahami arti kata-kata dan ungkapan dalam Al-Quran.

4. Memerhatikan tafsir yang diberikan oleh ulama terdahulu, seperti para sahabat dan tabi'in, serta ulama klasik seperti Ibn Abbas dan Mujahid bin Jabr. Dalam karyanya, Imam Tabari mengutip banyak tafsir dari ulama-umama terdahulu untuk menguatkan dan menegaskan pemahaman yang diusungnya.

Dengan metode tafsir yang teliti dan terstruktur tersebut, Imam Tabari berhasil menciptakan tafsir Al-Quran yang menjadi rujukan bagi banyak ulama dan penuntut ilmu hingga saat ini.