Jawaban:

Penyandang disabilitas dan non-disabilitas memiliki pengalaman pubertas dan hasrat seksual yang berbeda. Namun, perbedaan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis cedera yang dialami seseorang, tingkat keparahan cedera, dan faktor lainnya.

Penjelasan :

 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mengalami pubertas  lebih lambat dan  mencapai puncak perkembangan seksual lebih lambat dibandingkan dengan penyandang disabilitas. Ini mungkin terkait dengan masalah hormonal, masalah kesehatan atau perawatan medis tertentu yang digunakan oleh penyandang disabilitas. Namun penelitian juga menunjukkan bahwa hasrat seksual dapat terus meningkat  seiring bertambahnya usia penyandang disabilitas. Selain itu, penyandang disabilitas seringkali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam memahami dan mengendalikan hasrat seksual mereka. Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak dukungan untuk pendidikan seksualitas dan akses ke layanan kesehatan seksual yang sesuai. Namun perlu diperhatikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama dengan non disabilitas, termasuk dalam  hubungan asmara dan seksual.

 Karena setiap penyandang disabilitas memiliki pengalaman  unik, penting untuk mempertimbangkan faktor individu saat menghadapi masa remaja dan hasrat seksual  penyandang disabilitas. Pendidikan  dan dukungan seksualitas yang memadai sangat penting untuk membantu penyandang disabilitas memahami  tubuh mereka yang berubah dan mengelola hasrat seksual mereka dengan cara yang aman dan sehat.