Jawaban:

Klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan sejak awal abad ke-18. Pada awalnya, Carl von Linné (Linnaeus) menggunakan sistem binomial untuk mengklasifikasikan organisme hewan dan tumbuhan. Dia membuat kategori tingkat rendah seperti genus dan species. Sistem ini digunakan untuk berbagai jenis organisme selama berabad-abad.

Pada abad ke-19, Charles Darwin melakukan studi mendalam tentang evolusi organisme. Penelitiannya mengarah pada pengembangan sistem klasifikasi yang lebih komprehensif. Pada tahun 1859, ia secara resmi menerbitkan buku The Origin of Species, yang menjelaskan konsep evolusi.

Klasifikasi makhluk hidup mengalami banyak perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1913, sistem klasifikasi yang disebut "sistem filum" dikembangkan oleh Carl Woese. Ini mengklasifikasikan organisme berdasarkan jenis molekul DNA mereka, dan membagi mereka menjadi domain, kingdom, phylum, class, order, family, genus, dan species.

Pada tahun 1990-an, Carl Woese dan rekannya mengembangkan sistem klasifikasi yang disebut "sistem domain". Ini mengklasifikasikan organisme berdasarkan ciri-ciri genetik. Sistem ini membagi organisme menjadi tiga domain, yaitu Archaea, Bacteria, dan Eukarya.

Pada tahun 2005, sistem klasifikasi organisme yang disebut "sistem taksonomi berbasis genom" dikembangkan oleh Kenneth Koonin. Ini menggunakan algoritma untuk menganalisis data genetik untuk menentukan kekerabatan antara organisme. Sistem ini membagi organisme menjadi domain, kingdom, phylum, class, order, family, genus, dan species.