Dalam kasus ini, huruf besar menunjukkan alel dominan dan huruf kecil menunjukkan alel resesif. Alel untuk warna bulu putih (A) dominan atas alel untuk bulu hitam (a), sedangkan alel untuk kelangsingan (b) resesif terhadap alel untuk kegemukan (B).

Dari kedua induk kelinci, dapat kita tentukan bahwa genotipe mereka adalah:

- Kelinci putih kurus: Aabb

- Kelinci hitam gemuk: aaBB

Ketika kedua kelinci ini disilangkan, kita dapat menggunakan aturan Punnett Square untuk menentukan genotipe dan fenotipe potensial pada keturunan F1. Berikut adalah tabel Punnett Square untuk silangan tersebut:

```

| Aa | Ab | aB | ab |

--|------|------|------|------|

a | AaBb | Aabb | aBbb | abb |

b | Aabb | Abbb | abBb | abbb |

```

Jadi, genotipe pada penotip F1 akan menghasilkan AaBb, Aabb, aBbb, atau abBb dengan rasio genotipe 1:2:1:1. Fenotipe kelinci F1 akan berupa kelinci berbulu hitam kurus (AaBb), kelinci berbulu putih kurus (Aabb), kelinci berbulu hitam gemuk (aaBB), dan kelinci berbulu putih gemuk (abBb) dengan rasio fenotipe 1:2:1:1.