Jawaban:

Ya, tanaman transgenik dapat menghasilkan tanaman baru yang berbeda dari gen tanaman aslinya dengan menggabungkan gen dari beberapa jenis tanaman. Proses ini disebut sebagai teknik rekayasa genetika, dan digunakan untuk memasukkan gen spesifik ke dalam DNA tanaman. Gen yang dimasukkan bisa berasal dari jenis tanaman yang sama atau dari spesies yang berbeda.

Pada dasarnya, teknik rekayasa genetika memungkinkan para peneliti untuk mengubah atau menambahkan sifat-sifat tertentu ke dalam tanaman, seperti ketahanan terhadap serangan hama atau penyakit, kemampuan untuk tumbuh dalam kondisi lingkungan yang tidak ideal, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, tanaman transgenik bahkan dapat dihasilkan dengan sifat-sifat yang tidak mungkin dicapai melalui pemuliaan konvensional.

Pertumbuhan tanaman transgenik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda tergantung pada sifat-sifat yang dimasukkan ke dalam tanaman. Misalnya, jika tanaman diberi sifat ketahanan terhadap serangan hama atau penyakit, maka pertumbuhan tanaman bisa lebih baik karena tanaman tidak lagi perlu menggunakan sumber daya untuk melawan hama atau penyakit. Namun, jika sifat yang dimasukkan menghambat pertumbuhan atau mengganggu metabolisme tanaman, maka pertumbuhan tanaman bisa terpengaruh negatif. Oleh karena itu, penelitian dan pengujian yang cermat dilakukan sebelum tanaman transgenik diizinkan untuk dikomersialkan.