Jawaban:

a. Setelah bahan makanan tersebut ditetesi/usap-usapkan pada kertas, dibiarkan beberapa saat agar bahan makanan dapat meresap dan berinteraksi dengan kertas. Hal ini memungkinkan lemak yang terkandung dalam bahan makanan untuk menyerap ke dalam kertas. Jika dibiarkan beberapa saat, kertas akan menyerap lemak dan menunjukkan perubahan warna yang dapat digunakan sebagai indikator adanya lemak dalam bahan makanan.

b. Jika Anda meraba tetesan bahan makanan yang diuji dengan tangan, Anda mungkin akan merasakan sensasi lengket atau licin. Lemak memiliki sifat yang dapat memberikan rasa seperti itu ketika dipegang. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua bahan makanan mengandung lemak, jadi sensasi ini mungkin tidak selalu muncul.

c. Jika bekas tetesan bahan makanan yang diuji disinari dengan sorotan lampu, Anda mungkin akan melihat bercak atau noda berminyak pada kertas. Lemak memiliki sifat yang dapat menyebabkan noda transparan atau berkilau ketika terkena cahaya, dan hal ini dapat terlihat saat dilihat dengan sorotan lampu.

d. Kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung lemak dapat ditarik berdasarkan hasil pengamatan tersebut. Jika setelah diberi perlakuan, tetesan bahan makanan meninggalkan noda berminyak pada kertas atau menunjukkan perubahan warna yang menandakan adanya lemak, maka dapat disimpulkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung lemak. Namun, jika tidak ada perubahan warna atau noda berminyak yang terlihat, kemungkinan besar bahan makanan tersebut memiliki kandungan lemak yang rendah atau tidak mengandung lemak sama sekali.

a. Tidak semua bahan makanan yang diuji akan menunjukkan warna yang sama setelah diberi perlakuan. Warna yang muncul pada kertas tergantung pada kandungan lemak dalam bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung lemak yang lebih tinggi cenderung meninggalkan noda berminyak yang lebih terlihat atau menghasilkan perubahan warna yang lebih signifikan.

b. Kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung protein tidak dapat ditarik dari kedua perlakuan di atas. Perlakuan tersebut berfokus pada identifikasi lemak dalam bahan makanan, sedangkan protein tidak secara langsung terkait dengan perubahan warna atau noda berminyak yang diamati. Untuk mengidentifikasi kandungan protein dalam bahan makanan, metode lain yang lebih spesifik perlu digunakan, seperti pengujian dengan larutan biuret atau tes khusus untuk protein.