Jawaban: Sejarah manusia percaya bahwa bumi berbentuk bulat bermula dari zaman kuno. Pada saat itu, para ilmuwan Yunani seperti Pythagoras dan Aristoteles percaya bahwa bumi berbentuk bulat. Mereka mengamati gerhana bulan dan mengetahui bahwa bayangan bumi pada bulan selalu berbentuk bulat. Selain itu, para pelaut juga telah memperhatikan bahwa ketika sebuah kapal menjauh dari pantai, maka pantulan kapal akan terlihat lebih rendah dari permukaan air.

Pada abad ke-3 SM, Eratosthenes, seorang ilmuwan dan penulis Yunani kuno, melakukan percobaan untuk mengukur diameter bumi. Ia memperhatikan bahwa pada saat yang sama di Alexandria dan Syene, sudut matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbeda. Dengan menggunakan trigonometri, Eratosthenes berhasil menghitung lingkar bumi dengan akurat.

Pada abad pertengahan, pandangan bahwa bumi bulat mulai hilang. Pandangan tersebut digantikan oleh pandangan bahwa bumi itu datar. Namun, pada abad ke-15, ilmuwan dan pelaut seperti Christopher Columbus dan Ferdinand Magellan melakukan perjalanan keliling dunia dan membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat. Mereka melihat bahwa saat mereka berlayar, horizon tampak melengkung dan bintang-bintang tampak bergerak di langit.

Selain itu, pada tahun 1543, seorang ilmuwan Polandia bernama Nicolaus Copernicus menerbitkan buku "De Revolutionibus Orbium Coelestium" yang membahas teori heliosentris. Dalam teori tersebut, Copernicus menyatakan bahwa bumi dan planet-planet berputar mengelilingi matahari yang berada di tengah. Teori ini memberikan dasar untuk memahami mengapa bumi harus berbentuk bulat, dan menegaskan kembali pandangan bahwa bumi bukan datar.

Dengan demikian, dari masa kuno hingga abad modern, manusia telah memperoleh bukti yang kuat dan mengumpulkan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk percaya bahwa bumi itu berbentuk bulat.