Praktik bertani dan teknologi pertanian memainkan peran penting dalam penerapan tenaga kerja pertanian dan distribusi pendapatan.

1. Penerapan tenaga kerja pertanian:

Praktik bertani modern dan teknologi pertanian seperti mesin pertanian, pupuk dan pestisida telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja dalam sektor pertanian. Ini berarti bahwa lebih sedikit orang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tertentu seperti penanaman, penyemprotan pestisida, dan panen. Namun, meskipun teknologi pertanian telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja, hal ini tidak selalu berarti pengangguran dalam sektor pertanian. Faktanya, dengan mengurangi waktu dan biaya produksi, teknologi pertanian membantu petani untuk meningkatkan produktivitas dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Dalam beberapa kasus, penggunaan teknologi pertanian dapat membuka peluang kerja baru, seperti perawatan dan perbaikan mesin pertanian, dan pengelolaan teknologi informasi untuk pertanian.

2. Distribusi pendapatan:

Praktik bertani modern dan teknologi pertanian telah memungkinkan peningkatan produksi dan efisiensi. Hal ini berarti bahwa petani dapat memproduksi lebih banyak tanaman dan produk peternakan dalam waktu yang lebih singkat dan dengan biaya produksi yang lebih rendah. Dalam kondisi pasar yang sehat, hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Namun, distribusi pendapatan dalam sektor pertanian tidak selalu merata. Petani kecil dan pemilik lahan yang lebih kecil mungkin tidak memiliki akses ke teknologi pertanian yang sama dengan petani besar, sehingga mereka mungkin tidak dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi pertanian dan praktik bertani modern tersedia untuk semua petani, tanpa membedakan ukuran atau skala produksi mereka, agar dapat menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata di sektor pertanian.