Kekurangan dari bahan penyusun kaca pada gelas adalah sebagai berikut:

-Rapuh: Kaca cenderung menjadi rapuh dan rentan terhadap pecah atau retak jika terkena tekanan atau benturan yang cukup besar. Hal ini membuat kaca menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dibandingkan dengan bahan lain yang lebih lentur.

-Tidak tahan terhadap perubahan suhu yang tiba-tiba: Kaca memiliki konduktivitas panas yang tinggi, yang berarti kaca dapat dengan cepat menghantarkan panas dari satu area ke area lainnya. Jika kaca tiba-tiba terkena perubahan suhu yang drastis, seperti air panas yang dituangkan ke dalam gelas yang dingin, dapat menyebabkan kaca pecah karena ekspansi dan kontraksi yang cepat.

-Tidak dapat ditempa: Kaca memiliki sifat yang kaku dan tidak dapat ditempa atau dibentuk dengan mudah seperti logam atau plastik. Proses pembentukan kaca membutuhkan perlakuan khusus dan suhu tinggi untuk melelehkan dan membentuknya menjadi bentuk yang diinginkan.

Rentan terhadap goresan: Meskipun kaca memiliki kekerasan yang relatif tinggi, namun tetap rentan terhadap goresan. Goresan dapat mengurangi keindahan dan kejernihan kaca, serta membuatnya terlihat kusam.

-Berat: Kaca cenderung memiliki berat yang relatif lebih berat dibandingkan dengan bahan lain seperti plastik atau logam. Hal ini dapat membuat penggunaan gelas kaca menjadi kurang nyaman atau sulit dibawa atau diangkat.

Meskipun memiliki kekurangan-kekurangan tersebut, kaca tetap menjadi bahan yang populer untuk gelas karena kejernihannya yang baik, ketahanan terhadap reaksi kimia, dan tampilan yang estetis. Namun, pengguna perlu berhati-hati dalam penggunaan dan penanganan agar mengurangi risiko kerusakan atau kecelakaan yang mungkin terjadi.