Berikut ini adalah pertanyaan dari sikilbau133 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Tahun 2000 di beberapa sentra pertanaman
cabai di Indonesia, terjadi epidemi penyakit daun
keriting kuning. Hasil identifikasi membuktikan
bahwa penyakit daun keriting kuning cabai
disebabkan oleh anggota Geminiviridae yaitu genus
Begomovirus. Penyakit daun keriting kuning cabai
oleh Begomovirus di Indonesia sebenarnya bukan
merupakan penyakit baru, tetapi keberadaannya
telah menimbulkan masalah sejak10 tahun terakhir
ini. Di Indonesia serangan Begomovirus pada cabai
dilaporkan pertama kali oleh Hidayat et al. pada
tahun 1999. Sejak saat itu hingga sekarang ini, serangan Begomovirus terus berkembang dan
menjadi epidemi di beberapa sentra pertanaman
cabai di Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY dan
beberapa provinsi di Sumatera, Bali,Kalimantan,
dan Sulawesi serta menimbulkan kerugian yang
sangat besar(Sulandari, 2004).
Penanganan kasus ini
Deteksi Begomovirus dengan PCR
Gen protein selubung (coat protein)
Begomoviruscabai rawit yang terinfeksi
diamplifikasi dengan teknik PCR mengikuti
prosedur Rojas et al. (1993) menggunakan primer
universal yaitu pAL1V178 dan pAR1C715
menghasilkan pita DNA yang sangat jelas
berukuran 580 bp.
Gambar 4 Hasil amplifikasi PCR menggunakan primer
PAL/PAR dengan pita DNA berukuran 580
bp.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
penggunaan teknik PCR dengan primer
universal untuk mendeteksi Begomovirus pada
cabai rawit yang bergejala daun keriting kuning
sangat ideal, tepat dan akurat dan dapat
digunakan sebagai alat deteksi awal adanya
keberadaan Begomovirus pada suatu tanaman.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa gejala
penyakit daun kuning keriting pada tanaman
cabai rawit di Desa Sesait Kecamatan
Kayangan Kabupaten Lombok Utara terinfeksi
oleh Begomovirus.
Menurut Rojas et al., (1993) dan Hidayat
et al., (1999), primer universal seperti
pAL1V178 dan pAR1C715 dan
Krusty&Homer merupakan primer yang
dirancang berdasarkan sekuen DNA beberapa
Begomovirus akan mengamplifikasi bagian
genom Begomovirus yang mencakup daerah
common region, sebagian gen replikasi dan
sebagian gen coat protein. Daerah common
region merupakan daerah yang terdiri atas
sekitar 200 bp mempunyai derajat kesamaan
tinggi antara DNA-A dan DNA-B dari suatu
virus (Matthews, 1993).
Protein capsid (selubung protein atau
coat protein) merupakan komponen utama
Begomovirus meliputi 40 – 50% dari
polipeptida partikel virus. Pada inang yang
terinfeksi, selubung protein Begomovirus
digunakan untuk penyebaran sistemik melalui
jaringan vascularnya dan berperan sebagai
perantara dalam penularan serangga vektor
(vector mediated transmission). Gen yang
menyandi protein selubung sering digunakan
sebagai dasar analisis taksonomi famili
Geminiviridae karena mempunyai derajat
kesamaan yang tinggi (conserved) pada
beberapa anggota Begomovirus yang termasuk
dalam satu genus. Sekuen selubung protein saat
ini semakin banyak digunakan untuk klasifikasi
taksonomi karena relatif stabil, dan memiliki
variasi basa yang dapat membedakan antar
isolat virus yang dekat hubungan
kekerabatannya.
Windarningsih, 2015 mengamplifikasi
gen penyandi protein capsiddengan PCR
menggunakanprimer spesifik PYLCVdan
berhasil mendeteksi keberadaan Begomovirus
dari cabai bergejala daun keriting kuning asal
Pulau Lombok dari tiga Kabupaten (isolat
Lombok Timur, isolat Lombok Barat dan isolat
Lombok Tengah). Hasil PCR ditunjukkan
dengan keberadaan pita DNA berukuran sekitar
840 bp.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sayawahid22 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 09 Dec 21