Tanaman unggul mempunyai daya tarik yang sangat besar sehingga para

Berikut ini adalah pertanyaan dari windaalia1 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Tanaman unggul mempunyai daya tarik yang sangat besar sehingga para petani cenderung hanya membudidayakan tanaman tersebut. Tanaman ini umunya hasil dari rekayasa genetic yang sering disebut Tanaman transgenik.  Tanaman  disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.  Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia. sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman yang menghasilkan tanaman unggul dan sangat diminati. Hadirnya tanaman unggul hasil transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan menimbulkan dampak.Jika tanaman transgenik dikhawatirkan dapat mengancam pertumbuhan varietas asli tanaman dengan menyebarkan serbuk sarinya sehingga terjadi persilangan atau pertukaran gen dengan tanaman asli yang mengakibatkan tanaman berubah menjadi tanaman transgenik seluruhnya atau dengan kata lain terjadi penularan sifat mutasinya. Dampak yang di khawatitkan adalah...​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Dari segi kesehatan, tanaman transgenik disinyalir dapat menyebabkan keracunan bagi manusia. Tanaman transgenik tahan hama yang disisipi gen Bt ternyata tidak hanya bersifat racun terhadap serangga tetapi juga pada manusia. Penggunaan gen Bt pada tanaman jagung dan kapas dapat menyebabkan alergi pada manusia (Syamsi, 2014), demikian pula dengan kedelai transgenik yang diintroduksi dengan gen penghasil protein metionin dari tanaman brazil nut. Hasil uji skin prick-test menunjukkan kedelai transgenik tersebut positif sebagai alergen (Karmana, 2009). Tidak hanya menimbulkan alergi, tanaman hasil rekayasa genetika juga diduga bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker, serta minim gizi karena kandungannya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghilangkan beberapa kandungan alami produk hasil olahannya (Syamsi, 2014). Ternak yang diberi makan kentang dan tomat hasil rekayasa genetika mengalami perubahan dalam perutnya yang mengindikasikan pada kanker, kerusakan ginjal dan organ tubuh lainnya, serta perkembangan otak yang lambat. Lebih lanjut lagi, tanaman transgenik yang diintroduksi dengan antibiotik Kanamicyn R (Kan R) bila dikonsumsi manusia disinyalir dapat mengakibatkan resistensi bakteri dalam tubuh akibat pemaparan dengan antibiotik secara kontinu (Karmana, 2009). Akibatnya, penggunaan antibiotik untuk menyembuhkan penyakit menjadi tidak ampuh lagi.

Dari studi yang dilakukan oleh Gilles-Eric Seralini dari Universitas Caen pada tahun 2009 terhadap tikus percobaan yang mengkonsumsi pangan hasil rekayasa genetika dalam jangka panjang, terkuak fakta bahwa lebih dari 50% tikus jantan dan 70% tikus betina menderita kematian prematur; tikus yang diminumkan minuman yang mengandung herbisida mengalami peningkatan ukuran tumor sebesar 200% hingga 300%; sementara tikus yang diberi makan jagung transgenik menderita kerusakan pada sejumlah organ termasuk kerusakan hati dan ginjal (Khalifamart, 2013). Sebelumnya, A. Putzai dari Inggris pada tahun 1998 juga melakukan penelitian terhadap tikus yang diberi pakan kentang transgenik dan menemukan munculnya gejala kekerdilan dan imunodepresi (Haryanti, 2012).

Dampak negatif tanaman rekayasa genetika bagi lingkungan yang sangat merusak yakni hilangnya keanekaragaman hayati. Ini dapat terjadi salah satunya melalui polusi gen. Tanaman transgenik dikhawatirkan dapat mengancam pertumbuhan varietas asli tanaman dengan menyebarkan serbuk sarinya sehingga terjadi persilangan atau pertukaran gen dengan tanaman asli yang mengakibatkan tanaman berubah menjadi tanaman transgenik seluruhnya atau dengan kata lain terjadi penularan sifat ermutasinya pada tanaman non transgenik (Cahyadi dalam Karmana 2009). Tidak hanya keanekaragaman hayati tanaman, keanekaragaman hayati hewan pun mengalami ancaman serupa. Ini ditunjukkan dari hasil uji laboratorium pada tanaman transgenik yang mempunyai gen resisten pestisida, yakni jagung Bt, serbuk sari jagung Bt yang ditaburkan pada daun milkweed menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu monarch (Danaus plexippus) (Losey et al., 1999). Hasil uji ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hansen dan Obrycki (1999) dengan memberi makan larva kupu-kupu monarch dengan daun milkweed yang diambil di sekitar ladang jagung Bt. Studi ini menunjukkan bahwa jagung Bt meracuni kupu-kupu monarch yang hidup di sekitar ladang jagung tersebut. Kematian organisme non target ini dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem akibat musnahnya keanekaragaman hayati kupu-kupu tersebut.

Dampak yang tak kalah pentingnya adalah dampak sosial dan ekonomi. Apabila tanaman transgenik dibudidayakan secara besar-besaran di seluruh dunia, maka dikhawatirkan akan terjadinya pergeseran penguasaan benih dari yang semula milik umum atau common property, dalam hal ini petani menjadi pemilik benih yang bisa disimpan dan ditanam berulang kali, menjadi milik beberapa perusahaan besar multinasional (sejauh ini ada enam perusahaan multinasional yang memonopoli benih transgenik komersial) (Santosa, 2000). Persaingan dalam perdagangan dan pemasaran produk pertanian transgenik akan menimbulkan ketidakadilan bagi negara agraris berkembang karena adanya kesenjangan teknologi yang sangat jauh dengan negara maju. Kesenjangan tersebut timbul karena bioteknologi modern sangatlah mahal sehingga sulit bagi negara berkembang untuk mengembangkannya. Hak paten yang dimilik produsen produk transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju. Petani yang menanam benih transgenik tanpa ijin dapat dituntut ke pengadilan karena dianggap melanggar property right.

Penjelasan:

itu dia jawabannya semoga bermanfaat

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh nadiasalsabila074 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 06 Jul 21