Mengapa terdapat perubahan sistem taksonomi dari awal sampai sekarang?​

Berikut ini adalah pertanyaan dari claristatania7 pada mata pelajaran Biologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Mengapa terdapat perubahan sistem taksonomi dari awal sampai sekarang?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

JAWABAN :

Saat ini kita telah memiliki sistem klasifikasi makhluk hidup yang dikenal dengan nama taksonomi biologi. Namun, tahukah kamu bahwa proses pengklasifikasian makhluk hidup ini tidak muncul begitu saja tetapi telah melalui proses yang panjang dan rumit, lho. kisah pembuatan taksonomi makhluk hidup hingga seperti sekarang ini.

1. Pertama kali dilakukan oleh Aristoseles :

Menurut berbagai sumber sejarah, seorang filsuf asal Yunani bernama Aristoseles (384-322 BC) yang membagi makhluk hidup kedalam dua kategori, yaitu hewan dan tumbuhan. Aristoseles juga membagi hewan ke dalam beberapa kategori lagi, seperti Anhaima (nantinya disebut invertebrata), Enhaima (nantinya disebut vertebrata), Sharks, dll. Murid Aristoseles juga Theophrastus juga ikut membagi tumbuhan menjadi beberapa kategori seperti Cornus, Crocus, dan Narcissus. Setelah itu, usaha pengelompokkan makhluk hidup tidak terlalu berkembang hingga akhirnya seorang ilmuwan asal Swedia bernama Carolus Linnaeus pada abad ke 18 membuat tata dasar taksonomi modern dan dikenal dengan nama taksonomi Linnaeus.

2. Taksonomi Linnaeus :

Carolus Linnaeus lahir pada tahu 1701 di Swedia dan dijuluki sebagai bapak Taksonomi modern. Jurnal yang membahas mengenai klasifikasi makhluk hidup dirilis pada tahun 1735 dengan judul Systema Naturae yang mengklasifikasikan 4.400 spesies hewan dan 7.700 spesies tumbuhan. Taksonomi Linnaeus menjadi dasar dari pengelompokkan makhluk hidup hingga sekarang. Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan hirarki, dimulai dari Kingdom (kerajaan), Ordo (bangsa), Genus (marga), dan Spesies (Jenis). Pada taksonomi Linnaeus ini jugalah Carolus Linnaeus mempopulerkan sistem tata nama binomial untuk membantu para peneliti dalam memberi nama.

3. TaksonomiLinnaeus dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup:

Taksonomi Linnaeus mengajukan dua kingdom, yaitu Animalia (hewan) dan Plantae (tumbuhan). Namun, kedua kingdom ini dianggap tidak bisa mewakili seluruh makhluk hidup karena banyak makhluk hidup yang sebetulnya sangat berbeda tetapi justru dimasukkan ke dalam satu kategori. Misalkan jamur dan tumbuhan yang secara evolusi sangatlah berbeda. Hal ini membuat taksonomi Linnaeus terus dikembangkan

4. Penambahan Domain baru :

Pada tahun 1990, Carl Richard Woese mengajukan penambahan Domain baru, yaitu Archaea. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan antara Bacteria dan Archaea dari RNA Polimerase dan kemampuannya dalam bertahan di kondisi ekstrim. Meski begitu, sistem 3 domain ini kurang disetujui dan menimbulkan banyak pertentangan.Namun pada tahun 2015 dalam Jurnal berjudul A Higher Level Classification of All Living Organisms, Smith melakukan revisi terhadap taksonomi buatannya dan memisahkan Archaea dari Bacteria menjadi Kingdom yang berbeda berdasarkan konsensus pada Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA) sehingga terciptalah sistem 2 domain dan 7 Kingdom.

5. Sistem 2 Domain dan 7 Kingdom :

Thomas Cavalier Smith mengajukan sistem 2 Domain dan 7 Kingdom pada tahun 2015. Dua Domain tersebut terdiri atas Prokarya dan Eukarya. Tujuh Kingdom terdiri atas Bacteria, Archaea, Protozoa, Chromista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Meskipun taksonomi 2 Domain dan 7 Kingdom ini adalah yang terbaru, tidak semua peneliti serta merta menerimanya. Ada yang menentang dan ada juga yang menyetujuinya, tetapi yang pasti taksonomi ini bukanlah yang terakhir karena ilmu pengetahuan terus berkembang dan masih banyak organisme yang menunggu untuk diklasifikasikan.

6. Perkembangan metode klasifikasi makhluk hidup :

Metode untuk mengklasifikasikan makhluk hidup telah berkembang dari waktu ke waktu. Aristoseles memisahkan makhluk hidup berdasarkan kemampuannya untuk bergerak sehingga terbentuklah 2 Kingdom pertama, yaitu Plantae dan Animalia.

Selanjutnya, para peneliti mulai memperhatikan cara berkembang biak, morfologi, hingga jumlah sel. Hingga metode terbaru adalah dengan teknologi DNA Sequencing yang memungkinkan peneliti mengetahui identitas suatu organisme hanya dari sampel DNA dalam jumlah sedikit. Teknologi ini sangat membantu terutama dalam mengidentifikasi mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata.

DNA Sequencing bekerja dengan cara membaca urutan basa nitrogen pada DNA. Hasil pembacaan urutan DNA tersebut nantinya akan dibandingkan dengan data pada database sehingga kita dapat mengetahui identitas suatu organisme hanya dari sampel DNA saja.

Itulah kisah perkembangan sistem taksonomi makhluk hidup dari awal hingga saat ini. Perubahan sistem klasifikasi ini dilakukan terus menerus agar semakin sempurna dan bisa melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada di Bumi kita yang kaya akan biodiversitas.

PENJELASAN :

SEMOGA MEMBANTU

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Josiesecretly dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 24 Jan 22