Iya, benar. Jika air tanah dieksploitasi secara berlebihan maka dampaknya akan membuat air hujan sulit meresap ke dalam tanah. Berikut ini adalah penjelasan tentang hal tersebut:

1. Penurunan kadar air tanah: Jika air tanah diambil terus-menerus dari sumur atau sumbernya maka kadarnya akan semakin menurun. Akibatnya, lapisan tanah di atasnya menjadi semakin padat dan keras bukannya mengandung air, sehingga sulit untuk meresapkan air hujan.

2. Kekeringan Tanah: Ketika kadar air tanah semakin berkurang, maka tanah akan menjadi kering. Tanah yang kering ini dapat menahan air hujan di permukaan sehingga air tidak dapat meresap ke dalam tanah.

3. Menurunnya perkolasi: Air tanah biasanya bergerak dari zona jenuh ke zona tak jenuh melalui sebuah proses yang disebut perkolasi. Ketika sumber air tanah berkurang, maka daerah jenuh air menjadi lebih kecil dan proses perkolasi tidak berjalan dengan baik, bahkan mungkin tidak dapat berlangsung sama sekali. Akibatnya, air hujan yang jatuh tidak bisa meresap ke dalam tanah dengan baik.

4. Banjir dan Longsor: Jika tanah menjadi keras dan tidak dapat menyerap air hujan dengan baik, maka air hujan akan mengalir di permukaan dan menyebabkan banjir. Selain itu, ketika tanah menjadi lemah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan, maka kemungkinan besar terjadi longsor.

Oleh karena itu, kita harus melakukan pengelolaan air tanah dengan bijak dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan kebutuhan penduduk akan air bersih dan pengelolaan sumberdaya air secara paralel. Penanganan ini dapat dilakukan dengan mengatur penambangan air tanah, penggunaan air baku yang efisien, pelestarian hutan dan lingkungan yang baik. Dalam jangka panjang, usaha ini penting untuk melestarikan lingkungan dan membantu mencegah terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor.