Berikut ini adalah pertanyaan dari Keirafanny pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
B. False
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Tauhîd Rubûbiyyah
Pertama, tauhid rubûbiyyah (mengesakan Allah l dalam perbuatan-Nya) adalah i’tiqad (keyakinan) yang mantap bahwa hanya Allah yang mencipta, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan dan mengatur semua urusan semua makhluk. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam semua itu. Hanya Allah Ta’ala saja yang mampu melakukannya.
Lawan dari tauhid rubûbiyyah adalah meyakini ada selain Allah l yang ikut mencipta, mengatur makhluk, atau melakukan perbuatan-perbuatan lainnya yang hanya dapat dilakukan oleh Allah l.
Di antara dalil-dalil tauhid rubûbiyyah adalah firman Allah l yang artinya,
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” (Q.S. al-A’râf [7]: 54)
Firman-Nya juga yang artinya,
“Katakanlah: ‘Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kalian tidak ingat?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka mengapa kalian tidak bertaqwa?’ )
Tauhîd Ulûhiyyah
Kedua, tauhîd ulûhiyyah (mengesakan Allah l dalam peribadatan hamba kepada-Nya) adalah mengesakan peribadatan hanya kepada Allah l saja, baik dalam hal cinta, takut dan harap serta ikhlash, shalat, haji, jihad fî sabilillâh, menuntut ilmu, dan peribadatan lainnya. Tidak ada sekutu bagi-Nya, yakni tidak ada peribadatan kepada selain-Nya. Seseorang yang memahami dan mengakui ke-rububiyyah-an Allah l, dituntut untuk mentauhidkan ulûhiyyah-Nya.
Lawan dari tauhîd ulûhiyyah adalah melakukan peribadatan kepada selain Allah l, baik peribadatan yang berkaitan dengan hati, lisan, anggota badan, maupun harta.
Di antara dalil-dalil Tauhid Uluuhiyyah adalah firman Allah l yang artinya,
“Katakanlah: ‘Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.’ Maka sembahlah oleh kalian (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia.” (Q.S. az-Zumar [39]: 14-15)
Dan masih banyak lagi ayat lainnya. Bahkan kebanyakan isi al-Qur’an menerangkan tentang tauhîd ulûhiyyah, yakni yang menerangkan makna lâ ilâha illallâh, yang tersusun dari dua rukun; 1) An-Nafyu, yakni menolak segala macam yang disembah selain Allah l dengan berbagai macam bentuk peribadatan.
Tauhîd Asmâ wa Shifât
Ketiga, tauhîd asmâ wa shifât (mengesakan Allah l dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya) adalah keimanan yang mantap terhadap nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang ditetapkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Semua itu ditetapkan tanpa tahrîf (mengubah lafazh atau maknanya), ta’thîl (meniadakan atau mengingkari keberadaan sifat-sifat Allah, baik mengingkari seluruhnya atau sebagian), takyîf (menggambarkan “bagaimana” nya sifat-sifat tersebut), maupun tamtsîl (menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya). Semua nama dan sifat yang telah ditetapkan itu diyakini bahwa hanya Allah l saja yang memilikinya. Tidak ada seorang makhluk pun yang memiliki nama dan sifat seperti Allah l, karena Dia berbeda dengan makhluk-Nya.
Lawan dari tauhîd asmâ wa shifât adalah mengingkari atau meniadakan sifat-sifat Allah l, atau menyerupakannya dengan makhluk.
Di antara dalil-dalil tauhîd asmâ wa shifât adalah firman Allah l yang artinya,
“Dia-lah Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmâ-ul Husna (nama-nama yang terbaik).” (Q.S. Thâhâ [20]: 8)
Penjelasan:
maaf kalo salah semoga bermanfaat
follow dan jadikan jawaban terbaik yaa
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sitou dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 05 Dec 21