MENURUT METODE FILSFAT SEMUA MANUSIA PASTI AKAN MATI

Berikut ini adalah pertanyaan dari sitifajriah1645 pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

MENURUT METODE FILSFAT SEMUA MANUSIA PASTI AKAN MATI

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

JAWABAN =

kematian adalah proses yang alami. Ia telah berlangsung selama puluhan juta tahun di berbagai jenis kehidupan, dan dapat dipastikan akan terus berlangsung, sampai waktu yang tak dapat ditebak. Seperti dinyatakan oleh Steve Jobs pada pidatonya di Universitas Standford, kematian membuka peluang bagi yang baru untuk berkembang, dan yang lama untuk pergi. Kematian memastikan, bahwa roda dunia tetap berputar, dan dunia terus diperbarui oleh wajah-wajah baru yang sebelumnya tak ada.

Jadi, apa yang membuat kematian menjadi suatu “masalah”? Jika salah seorang anggota keluarga meninggal (dilahap kematian), orang otomatis kehilangan kepala dinginnya. Emosi, kesedihan dan ketakutan menikam jiwanya. Daya analisis dan kemampuan nalar langsung meredup.

Kemampuan kematian untuk menghancurkan nalar dan membangkitkan ketakutan amatlah besar. Kematian menyergap langsung. Ia tak dapat ditebak. Ia merusak harmoni di dalam keluarga dan di dalam hubungan antar manusia, yang telah diusahakan dengan segala daya sebelumnya. Inilah alasan, mengapa kematian menjadi suatu “masalah”.

Kematian juga menciptakan rasa takut. Namun, jika diteliti lebih dalam, seperti dinyatakan oleh Budi Hardiman, yang menakutkan bukanlah kematian, melainkan mati, yakni proses menuju kematian. Orang, pada dasarnya, tidak takut akan kematian. Namun, semua orang, bahkan para penganut agama yang merindukan surga, tidak mau menjalani proses “mati” menuju kematian. Proses tersebut memang kerap kali tragis, seperti kecelakaan berdarah, penyakit yang menyiksa dan sebagainya.

Kematian bisa menjadi masalah, karena ia bisa memecah keluarga. Kematian satu orang bisa melahirkan perang, seperti yang memicu perang dunia pertama pada awal abad lalu. Dampak sebaliknya juga benar, bahwa kematian bisa juga menyatukan keluarga. Orang-orang yang sebelumnya tak akrab lalu menjadi dekat, karena mengalami kesedihan dan kehilangan yang sama. Kesamaan nasib dan kesedihan melampaui segala perbedaan, lalu mengikat orang yang sebelumnya bermusuhan.

Bagi keluarga yang ditinggalkan, kematian meninggalkan luka dalam di hati. Kata “patah hati” disini berperan tidak hanya sebagai lukisan, tetapi nyaris mendekati kenyataan. Luka yang timbul dari kematian sungguh mematahkan hati sanak saudara yang ditinggalkan. Pada beberapa peristiwa yang ekstrem, kematian satu orang bisa mendorong kematian orang lainnya, persis karena patah hati yang dirasakannya.

Di Indonesia, kematian sering menjadi ladang bisnis. Dalam situasi duka, orang sulit berpikir jernih. Akibatnya, ia lalu menjadi lengah, dan mudah ditipu oleh para pengeruk uang. Harga makanan berlipat, ketika keluarga yang berkabung hendak menyelenggarakan doa bersama. Segalanya menjadi lebih mahal, dan keluarga yang berkabung tak lagi punya tenaga maupun akal sehat untuk menolak. Kematian satu orang juga bisa berarti kematian ekonomi satu keluarga.

Di Indonesia, kematian menjadi peristiwa sosial; peristiwa bersama. Keluarga yang berkabung nyaris tak punya pilihan, apa yang akan dilakukannya. Semuanya sudah ada tradisi dan prosedur yang mesti diikuti, demi memenuhi tuntutan sosial. Mungkin saja, niat dibaliknya baik. Namun, proses yang harus dijalankan amatlah menindas, karena keluarga harus tunduk pada norma sosial yang ada yang seringkali melelahkan dan menguras uang, walaupun ia sedang berduka berat.

penjelasan

SEMOGA MEMBANTU

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh khitingnovi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 16 Jul 23