Jawaban:

Pertama, proses pemotongan. Dimulai dari penebangan pohon bambu dari hutan kemudian dipotong pendek sesuai batas buku bambu atau biasanya sekitar satu meteran. Kemudian, bambu itu di kupas kulitnya hingga bersih dan di potong menjadi bilah-bilah tipis. Bilah-bilah bambu tipis di suak (sobek) menjadi lembaran-lembaran bambu kemudian di jemur hingga kering, dengan tujuan untuk memudahkan penyobekan menjadi lembaran;lembaran kecil sepanjang satu meteran. Setelah disobek menjadi lembaran kecil, bambu tersebut di bersihkan hingga halus menggunakan pisau, untuk dijadikan bahan anyamann untuk pembuatan boboko (bakul).

Kedua, proses pembuatan kerangka anyaman boboko. Pada proses pembuatan kerangka anyaman ini ada beberapa tahap, yakni dimulai dari tahap ngarekakeun yang berarti membuat kerangka awal dari lembaran-lembaran kecil dengan pola anyaman sampai tingkat dua rengse (hitungan volume pembuatan kerangka anyaman), kemudian dilanjutkan pada tahap ngabiritan yang berarti penambahan anyaman kerangka awal (ngarekakeun) menjadi jumlah anyamannya empat rengse. Selanjutnya tahap akhir membuat krangka anyaman adalah ngisian yang berarti menyempurnakan kerangka yang empat rengse menjadi enam rengse atau enam rengse kurang selembar.

Ketiga, tahap pembentukan. Tahap ini dimulai dari mincukeun yang berarti kerangka anyaman enam rengse atau enam rengse kurang salambar itu di bentuk menjadi kotak sebagai pondasi awal boboko. Selanjutnya, tahap nyarungsum yang berarti memberikan lembaran kecil dan haus yang sudah dipotong yang ujungnya runcing pada bentuk kotak yang sudah di pincukeun dengan maksud supaya mempermudah membuat bentuk ke tahap selanjutnya. Kemudian, setelah melalui tahap nyarungsum dilanjutkan pada tahap menganyam, yaitu merangkai untuk menyempurnakan bentuk boboko, biasanya pada tahap ini pola anayamannya sangat beragam dengan tujuan untuk memperindah boboko. Adapun macam-macam pola anyaman yang biasa digunakan oleh para pengrajin yaitu: pola walik, kepang, kubeng dan lain-lain. Setelah dianyam sampai terbentuk boboko, kemudian ujung dari lembaran yang masih tersisa itu dipotong dengan gunting.

Keempat, tahap penyempurnaan. Tahap ini dimulai dari memberikan wengku bambu dibilah menjadi dua yang digunakan untuk mengapit anyaman) pada boboko yang mulai terbentuk dengan maksud untuk memperkokoh anyaman supaya tidak terurai. Kemudian, selanjutnya diikat ioleh tali rapia berwarna dengan maksud untuk mempererat dan memperindah boboko tersebut. Terakhir, memasang kaki pada boboko yang sudah terbentuk dengan bambo yang sudah dibilah besar tebal yang biasa disebut dengan istilah nyokoan.