Tradisi di Indonesia bermacam2 sesuai dengan daerah tempat asalnya.Tradisi tersebut

Berikut ini adalah pertanyaan dari Nadiabulan pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tradisi di Indonesia bermacam2 sesuai dengan daerah tempat asalnya.Tradisi tersebut ada yang sesuai dengan ajaran Islam dan ada yang tidak.Carilah macam2 tradisi tersebut dan tuliskan dengan penjabaran yang tepat.bantu jawab dong kak/bang :')​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

UPACARA TEDHAK SITEN

Tedhak siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisional dari tanah Jawa yang diselenggarakan saat pertama kali seorang anak belajar menginjakkan kaki ke tanah. Tedhak siten berasal dari dua kata 'tedhak' berarti menampakkan kaki dan 'siten' berasal dari kata 'siti' yang berarti bumi, upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan mulai belajar duduk dan berjalan di tanah, secara keseluruhan upacara ini bertujuan agar ia menjadi mandiri di masa depan. Adapun susunan acaranya sebagai berikut:

1. Menapaki jadah tujuh warna yaitu hitam, kuning, hijau, biru, merah, putih, jingga.

Tujuan dilakukannya hal ini adalah supaya sang anak menjadi seorang yang pemberani, memiliki kesucian hati, cerdas, kuat dalam menjalani hidupnya kelak, setia, memiliki rasa cinta kasih, dan tenang saat mengambil keputusan.

2. Prosesi naik tangga.

Tangga tradisional yang dibuat dari tebu jenis ‘arjuna’ dengan dihiasi kertas warna-warni. Ritual ini melambangkan harapan agar si bayi memiliki sifat kesatria si Arjuna (tokoh pewayangan yang dikenal bertanggungjawab dan tangguh).

3. Prosesi di mana bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang telah dihias dengan kertas berwarna warni.

Prosesi ini menyimbolkan kelak anak akan dihadapkan pada berbagai macam jenis pekerjaan. Bayi dihadapkan dengan beberapa barang untuk dipilih seperti cincin/uang, alat tulis, kapas, cermin, buku, dan pensil. Kemudian dibiarkan mengambil salah satu dari barang tersebut. Barang yang dipilihnya merupakan gambaran hobi dan masa depannya kelak.

4. Sang Ibu menebarkan beras kuning (beras yang dicampur dengan parutan kunir) yang telah dicampur dengan uang logam untuk diperebutkan oleh undangan anak-anak. Ritual ini dimaksudkan agar anak memiliki sifat dermawan.

5. Memandikan bayi ke dalam air bunga setaman lalu dipakaikan baju baru.

Prosesi pemakaian baju baru inipun dengan menyediakan tujuh baju yang pada akhirnya baju ketujuh yang akan dia pakai. Hal ini menyimbolkan pengharapan agar bayi selalu sehat, membawa nama harum bagi keluarga, hidup layak, makmur dan berguna bagi lingkungannya.

TRADISI LOMPAT BATU

Tradisi lompat batu merupakan salah satu tradisi yang berasal dari Nias, Sumatra Utara. Selain ditampilkan sebagai acara adat, tradisi Lompat Batu ini juga bisa menjadi pertunjukan yang menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana. Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter dan setebal 40 cm untuk menunjukan bahwa mereka sudah pantas untuk dianggap dewasa secara fisik. Selain sebagai media para pemuda untuk menunjukan mereka sudah dewasa secara fisik, tradisi ini juga bisa menjadi media untuk menguji ketangkasan dan kejantanan para pemuda. Bagi masyarakat di sana, tradisi ini dimaknai sebagai proses pendewasaan para lelaki untuk membentuk karakter yang kuat dan tangkas dalam menjalani kehidupan.

TRADISI SEKATEN

Sekaten merupakan salah satu upacara tradisional yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Upacara Sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Upacara ini diselenggarakan secara periodik satu tahun sekali yaitu setiap tiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal (atau dalam kalender Jawa disebut bulan Mulud). Upacara Sekaten pada hakekatnya adalah suatu tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Pada mulanya, upacara tersebut diselenggarakan tiap tahun oleh raja-raja di Tanah Hindu, berwujud selamatan atau sesaji untuk arwah para leluhur. Namun dalam perkembangannya, Upacara Sekaten sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam melalui kegiatan kesenian gamelan.

Penyebarluasan agama Islam menggunakan media berupa kesenian gamelan karena masyarakat saat itu menggemari kesenian Jawa dengan gamelannya. Sehingga, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tidak lagi dengan kesenian rebana, melainkan dengan kesenian gamelan. Beberapa acara penting perayaan ini adalah dimainkannya gamelan pusaka di halaman Masjid Agung masing-masing keraton, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad dan rangkaian pengajian di serambi Masjid Agung, dan puncaknya Garebeg Mulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gunungan untuk diperebutkan oleh masyarakat.

semoga terbantu >_<

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh putriaisyah1204 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 16 Jul 21