Berikut ini adalah pertanyaan dari putrielawati61 pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Bahasa Jawa Banyumasan[2] atau Basa Penginyongan atau Basa Ngapak adalah salah satu dialek bahasa Jawa yang dituturkan di eks-Keresidenan Banyumas Jawa Tengah dan sekitarnya. Beberapa kosakata dan dialeknya juga dipergunakan di Banten utara serta daerah Cirebon-Indramayu.
Bahasa Jawa Banyumasan
ꦧꦱꦗꦮꦧꦚꦸꦩꦱ꧀ꦱꦤ꧀
Basa Jawa Banyumasan
Dituturkan di
Eks-Keresidenan Banyumas (Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Purbalingga)
Wilayah
Bendera Indonesia Jawa Tengah, Indonesia
Penutur bahasa
4.914.499 jiwa (2010)[1]
Rumpun bahasa
Austronesia
Melayu-Polinesia
Jawa
Bahasa Jawa Banyumasan
Sistem penulisan
Alfabet Latin
Aksara Jawa
Kode bahasa
ISO 639-1
341
ISO 639-2
0-341
ISO 639-3
–
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode.
Bahasa Jawa dialek Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.
Seorang ahli bahasa Belanda, E.M. Uhlenbeck, mengelompokan dialek-dialek yang dipergunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok (rumpun) bahasa Jawa bagian barat (Banyumasan, Tegalan, Cirebonan dan Banten Utara). Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian tengah (Surakarta, Yogyakarta, Semarang dll) dan kelompok bahasa Jawa bagian timur (Suroboyan, Malangan/Walikan).
Secara geografis, wilayah Banten utara dan Cirebon-Indramayu memang berada di luar wilayah berbudaya Banyumasan tetapi menurut budayawan Cirebon TD Sudjana, logat bahasanya memang terdengar sangat mirip dengan dialek Banyumasan. Hal ini menarik untuk dikaji secara historis.
Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di wilayah Banyumasan orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya ena, sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k' yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan oleh masyarakat di luar Banyumas disebut sebagai bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh jenalbapak77 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 11 Jul 21