Berikut ini adalah pertanyaan dari azahromaulidia pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
“Orang tua harus memperbaiki hubungannya dengan anak yang masuk tahapan puber sebelum masanya,” saran Alfa. Tingkah anak yang sedang puber sangat kasat mata. Ia akan salah tingkah di depan lawan jenisnya. Dia bakal tersenyum-senyum ketika berjumpa remaja yang di sukainya.
Di masa pubertas, fisik anak mengalami perubahan. Demikian juga dengan psikologisnya. Rasa tertarik pada lawan jenis mulai timbul diikuti suka dan jatuh cinta. Pendampingan semestinya berjalan sejak anak usia dini. Di umur enam tahun, orang tua sudah harus mengajarkan perbedaan laki-laki dan perempuan. “Ketika ananda beranjak remaja, ayah dan bunda tinggal mengajaknya berdiskusi,” tutur dosen psikologi Universitas Yarsi ini.
Orang tua perlu memahami fase pubertas. Ayah dan bunda harus mendekatkan diri ketika anak beranjak remaja. Melarang anak untuk meredam rasa sukanya tidaklah bijaksana. Mencegahnya berpacaran juga tak bisa dengan sembarang melarang.
Di awal masa remajanya, anak tak mempan diceramahi. Nasihat orang tua bakal masuk ke kuping kanan dan keluar dari kuping kiri. Lebih dari itu, ia bisa saja menunjukkan pembangkangan. Alfa menyarankan agar orang tua menghindari penggunaan kalimat lugas. Melarang anak berpacaran dan menyuruhnya fokus ke pelajaran bukanlah per kataan yang mengena. “Bukannya menurut nanti malah jadi penasaran.”
Sikap demikian hanya akan membuat anak merasa tak nyaman berbincang dengan orang tuanya. Ketika itu terjadi, anak bakal lebih suka mencari sumber rujukan lain. Mereka memilih untuk bertanya kepada temannya yang juga masih meraba-raba cara menjalani pubertas.
Kala anak menyatakan keinginannya berpacaran, orang tua tak perlu bersikap berlebihan. Dengarkan curahan isi hatinya. Coba tanyakan definisi pacaran menurut anak. Belum tentu maknanya sama dengan gambaran di benak ayah dan bunda.
Saat yang tepat untuk memberikan masukan datang setelah anak merasa nyaman bercerita dan berkonsultasi. Seperti apa caranya? Nyatakan anak boleh saja kagum pada lawan jenis. Akan tetapi, dalam Islam tak mengenal pacaran. Jelaskan hubungan yang terjalin hanyalah sementara, tanpa komitmen, bisa bubar kapanpun.
Andaikan anak terpengaruh oleh te man nya yang berpacaran, coba tuntun anan da untuk mencermati keberadaan dampak positif yang terlihat dari temannya itu. Biasanya remaja yang berpacaran akan meng alami penurunan prestasi belajar. “Berbeda dengan anak yang belum mengenal pacaran,"
Penjelasan:
Cinta monyet? Ucapan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari dan disematkan pada anak-anak untuk menandai sebuah situasi dan rasa antara laki-laki dan perempuan yang mudah berubah (KBBI). Cinta monyet sering juga dianggap yang wajar bagi sebagian orangtua termasuk oleh Bunda Wijaya. Bunda Wijaya punya putra yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. Ia membagikan kisah anaknya soal pengalaman cinta monyet. Dengan bercampur senyum geli, Bunda Wijaya berujar soal anaknya mengucap nama seorang teman perempuan satu kelasnya dengan embel-embel kata suka. Bagi Bunda Wijaya, apa yang diucapkan oleh putranya, ihwal yang tak serius. “Dia mungkin hanya kagum saja sih, anak sekecil dia saya rasa belum mengerti perasaan macam-macam, apalagi persoalan pacaran,” cerita Bu Wijaya kepada Tirto. Namun, jawaban itu justru memunculkan pertanyaan mendasar, bagaimana seharusnya orangtua menyikapinya?
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Carver K. dalam National Estimates of Adolescent Romantic Relationships melalui penelitiannya pada 2003 menemukan bahwa sebagian besar anak usia 15 tahun telah memiliki hubungan romantis dengan lawan jenisnya. Dua belas tahun kemudian, penelitian tersebut dikembangkan lagi oleh Amanda Lenhart, Monica Anderson dan Aaron Smith dari Pew Research. Mereka meneliti 1.060 anak berusia 13-17 tahun di Amerika, dan menanyakan pengalaman mereka terkait hubungan romantis dengan teman yang lain. Berdasarkan data yang dipublikasikan pada 2015 tersebut, ditemukan sejumlah 35 persen anak usia 13-17 tahun mengaku telah mempunyai hubungan romantis dan 64 persen mengaku belum pernah menjalani hubungan romantis. Dari total anak yang mengaku tengah menjalin hubungan romantis tersebut, terdapat 14 persen anak yang mengaku telah menjalani hubungan serius, 5 persen pacaran namun tidak begitu serius, dan 16 persen mengaku belum pernah melakukan kencan atau jalan berdua.
ya kayak gitusih aku :'l , kalau terlalu panjang mohon maafqan anak rp ini ya T-T
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ratu200344 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 01 Jun 21