1. sedari kecil aku sudah bercita-cita sebagai dokter. kini aku bisa menggapai cita-citaku. belajar menjadi seorang dokter tentu tidak mudah, aku jelas memerlukan biaya yang besar untuk segala keperluanku. James adalah teman sekamarku yang juga bersekolah kedokteran. kami sudah bersama-sama, jika salah satu dari kami mengalami kesulitan jelas saling membantu. hari sabtu akan ada praktek otopsi, aku sedih karna tidak memiliki cukup uang untuk itu. aku berpikir untuk melakukan bunuh diri dan putus asa. tapi aku berpikir bahwa james ada dan akan menolongku.aku: "maafkan aku james, aku benar-benar minta maaf"
james: "hentikan, apa kau baik-baik saja? ku mohon sadarlah teman!.."
aku: "aku benar-benar minta maaf james.."
james: "hei hentikan!.."
aku: "aku memerlukanmu bantu aku"
james: "mari kita bicarakan, ku mohon sadarlah teman..."
aku: "aku memerlukan banyak uang dan itu tidak akan cukup aku sangat depresi"
james: "kau memerlukan uang? aku bisa meminjamkannya sedikit"
aku: "tolong bantu aku, aku minta maaf jam.."
james: "kau... tenanglah dulu ayo duduk akan aku bantu. duduklah teman.. kita bicarakan bersama"
aku: "terima kasih"
james: "apa yang kau ucapkan? jangan sungkan kita adalah teman. aku akan membantumu"
aku: "aku khawatir tidak akan lulus menjadi dokter karna tdk bisa melakukan praktek otopsi, aku berpikir untuk bunuh diri. tapi karna ada kau jadi aku meminta bantuanmu"
james: "jangan khawatir akan hal itu"
aku: "maaf mengganggu tidur malammu"

apa yang terjadi sebenarnya?

bantu jawab ​