Penjelasan:

Qiyas merupakan metode penalaran analogi yang digunakan dalam hukum Islam. Dasar-dasar kehujahan qiyas terdiri dari empat unsur yang saling berkaitan dan saling menguatkan, yaitu:

Ayat Al Qur'an: Al Qur'an sebagai sumber hukum utama dalam Islam memberikan landasan hukum yang kuat untuk qiyas. Dalam Al Qur'an, terdapat ayat-ayat yang memberikan petunjuk dan arahan mengenai berbagai masalah, dan ayat-ayat tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan qiyas.

Hadits Nabi: Hadits Nabi sebagai sumber hukum kedua dalam Islam juga memberikan landasan hukum yang kuat untuk qiyas. Hadits yang shahih atau dapat dipercaya merupakan sumber utama dalam menentukan hukum Islam, dan hadits-hadits tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan qiyas.

Asar Sahabat: Asar Sahabat atau riwayat-riwayat dari para sahabat juga merupakan sumber hukum yang penting dalam Islam. Sahabat merupakan orang-orang yang hidup bersama dengan Nabi Muhammad saw dan memberikan kontribusi penting dalam pengembangan agama Islam. Asar Sahabat dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan qiyas.

Logika: Logika sebagai dasar keempat dalam qiyas, yaitu logika yang sehat dan benar. Logika digunakan untuk menghubungkan antara hal yang diketahui dengan hal yang belum diketahui. Logika dapat membantu untuk menemukan analogi atau persamaan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang belum diketahui.

Dalam praktiknya, qiyas menggabungkan keempat unsur dasar tersebut secara bersama-sama. Ayat Al Qur'an, hadits Nabi, dan asar sahabat digunakan untuk menemukan dasar hukum, sedangkan logika digunakan untuk menghubungkan antara hal yang diketahui dengan hal yang belum diketahui. Dengan demikian, qiyas menjadi metode penalaran yang rasional dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.