Ekstraksi minyak ikan adalah proses pengambilan minyak dari jaringan ikan atau ikan utuh dengan menggunakan pelarut tertentu. Berikut adalah beberapa metode umum untuk melakukan ekstraksi minyak ikan:

1. Metode penghancuran: Ikan dihancurkan atau di-blender terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam mesin ekstraksi yang menggunakan pelarut organik seperti heksana atau etanol. Pelarut akan mengekstrak minyak ikan dari jaringan ikan, kemudian dihilangkan pelarutnya dengan distilasi atau evaporasi.

2. Metode perendaman: Ikan diendapkan dalam pelarut organik selama beberapa jam hingga beberapa hari, sehingga minyak ikan dapat diekstrak dari jaringan ikan. Setelah itu, minyak dihilangkan pelarutnya dengan distilasi atau evaporasi.

3. Metode pengompresan: Metode ini digunakan untuk mengambil minyak dari hati ikan. Hati ikan dikompres dengan menggunakan alat yang mengekstrak minyaknya.

4. Metode fermentasi: Ikan dihancurkan atau di-blender terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan ragi atau bakteri yang dapat memecah jaringan ikan dan menghasilkan minyak. Proses fermentasi dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Setelah minyak diekstrak, biasanya minyak ikan dihilangkan bahan pengotor dan diolah menjadi produk yang siap dikonsumsi. Minyak ikan dapat dijual dalam bentuk kapsul, cairan atau bubuk dan dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan atau bahan tambahan makanan. Namun, perlu diperhatikan bahwa proses ekstraksi minyak ikan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti prosedur yang tepat.