Seseorang yang dijahiri atau dianggap sebagai non-muslim padahal saat masih beruparuh ia memiliki perjanjian dengan Allah bisa terjadi karena beberapa hal, seperti:

Seseorang tersebut telah melakukan perbuatan yang dianggap menyelisihi prinsip-prinsip agama, sehingga ia dianggap telah meninggalkan perjanjian dengan Allah.

Seseorang tersebut telah dianggap telah mengingkari ajaran-ajaran agama yang dianutnya sebelumnya, sehingga dianggap telah meninggalkan perjanjian dengan Allah.

Seseorang tersebut telah dianggap telah mengalami kekafiran akibat pengaruh orang lain atau faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Meskipun demikian, tidak semua orang yang dianggap sebagai non-muslim oleh masyarakat atau oleh agama lain benar-benar telah meninggalkan perjanjian dengan Allah. Seseorang yang sebenarnya masih setia pada perjanjian dengan Allah tidak harus tergantung pada pandangan atau opini orang lain, tetapi harus tetap teguh pada keyakinannya sendiri.