Jawaban:

Berikut adalah tiga alasan mengapa memberikan buah mangga kepada orang lain tidak disebut sebagai benda wakaf:

1. Sifat Buah Mangga yang Sementara: Buah mangga memiliki sifat yang sementara, artinya buah ini akan matang dan kemudian membusuk. Wakaf pada umumnya mengacu pada memberikan sesuatu yang memiliki keberlanjutan dan manfaat jangka panjang. Karena buah mangga hanya bersifat sementara dan memiliki masa ketahanan terbatas, maka tidak cocok untuk dianggap sebagai benda wakaf yang memiliki manfaat berkelanjutan.

2. Tidak Menghasilkan Pendapatan Tetap: Salah satu prinsip utama wakaf adalah menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk tujuan yang bermanfaat secara berkelanjutan. Namun, buah mangga sebagai benda wakaf tidak akan menghasilkan pendapatan tetap. Setelah buah tersebut dikonsumsi atau membusuk, tidak ada manfaat atau pendapatan tambahan yang dapat diperoleh dari wakaf tersebut.

3. Kurang Mendukung Kebutuhan Pokok: Benda-benda yang umumnya diwakafkan adalah aset atau barang yang dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti lahan, bangunan, atau sumber daya produktif lainnya. Meskipun buah mangga memiliki nilai gizi dan kesehatan yang penting, buah ini tidak dianggap sebagai benda yang secara langsung dapat memenuhi kebutuhan pokok atau memberikan manfaat yang signifikan dalam jangka panjang.

Dalam konteks wakaf, lebih umum untuk memberikan benda-benda seperti tanah, bangunan, uang, atau barang lainnya yang memiliki keberlanjutan dan manfaat jangka panjang yang dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.