Jawaban:

Suatu hari, di sebuah desa kecil, terjadi perdebatan antara dua tetangga tentang sebuah pohon yang berada di tepi lahan mereka. Salah satu tetangga mengklaim bahwa pohon tersebut miliknya dan ia berhak untuk menebangnya. Tetangga yang lain menentang dan mengklaim bahwa pohon itu berada di atas tanah miliknya dan tidak boleh dipotong.

Karena perdebatan tersebut tidak kunjung selesai, mereka memutuskan untuk meminta bantuan kepada seorang tetua yang terkenal di desa tersebut sebagai penengah. Tetua tersebut mendengarkan argumen dari kedua belah pihak dan meminta waktu untuk memikirkan solusinya.

Setelah beberapa waktu berlalu, tetua tersebut memanggil kedua tetangga dan memberitahu mereka bahwa dia telah melakukan tabayun. Artinya, dia telah mencari saksi-saksi dan bukti yang bisa menguatkan salah satu pihak yang berdebat. Hasil dari tabayun tersebut menunjukkan bahwa pohon tersebut berada di atas tanah milik tetangga yang menentang pemotongan.

Akhirnya, kedua tetangga tersebut sepakat untuk mematuhi keputusan tetua tersebut dan menyelesaikan masalah mereka secara damai. Mereka merasa lega dan bersyukur bahwa masalah mereka telah terselesaikan tanpa perlu melibatkan pihak lain atau berakhir di pengadilan.

Dari kisah ini, kita dapat belajar bahwa melakukan tabayun atau mencari saksi-saksi dan bukti untuk menyelesaikan perselisihan adalah cara yang baik untuk menyelesaikan masalah secara adil dan damai. Hal ini juga mengajarkan bahwa kita harus mencari solusi yang bijak dan tidak memaksakan kehendak kita sendiri dalam situasi konflik.

Penjelasan: