Jawaban:

“Ya sama-sama,” jawab Bu Nani dan Didi hampir bersamaan.

Bu Nani dan Didi menunggu mereka yang ingin kembali, sampai mereka tiba di gerbang.

"Apakah kamu suka itu untuk sarapan, Di?" kata ibunya, bahasa Asep

dan Dédén jauh.

"Tidak apa-apa, saya akan belajar sopan santun di sekolah," kata Didi seperti pisau cukur. "Seharusnya seperti itu, belajar sopan santun sangat penting. Orang-orang

siapa yang tahu bagaimana berperilaku dan menggunakannya dalam hidup

setiap hari, akan ada banyak rasa hormat. Ini adalah kebalikan dari orang tuli

Nah, jika Anda tidak tahu sopan santun, tidak ada yang akan menyukai Anda." kata Ny

Nani lagi.

“Hanya saja sulit menggunakan sopan santun, tapi dalam menggunakan bahasa yang lembut untuk diri sendiri dan orang lain selalu membingungkan,” kata Didi.

"Harus dibiasakan. Setelah terbiasa, tidak terlalu sulit. Ingat, kepribadian atau moral seseorang akan tercermin dalam ucapan dan perilakunya sehari-hari." "Jika terlihat seperti itu, mengapa diajarkan di sekolah

sopan santun, karena itu penting untuk dipikirkan," kata Didi lagi.

“Yah, pintar saja tidak cukup. Tapi harus dibarengi dengan kejujuran dan akhlak yang baik. Mengajarkan sopan santun itu sangat penting, agar kita menjadi orang yang jujur dan berakhlak mulia" kata ibunya

MAAF JIKA SALAH